Sosbang di Ponrang, HMD Gandeng Pdt. Friber Mangir dan Danramil Padang Sappa

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PONRANG--Anggota DPRD Provinsi Sulsel, DR H Husmaruddin SE MM (HMD) dari Fraksi PAN melaksanakan kegiatan Sosialisasi nilai-nilai kebangsaan (Sosbang) yang bertemakan Hari Pahlawan.

Kegiatan tersebut berlangsung di
Desa Tumale Kec. Ponrang, Luwu, Sabtu,12 November 2022 sore.

Dalam kesempatan tersebut, HMD menggandeng Pendeta (Pdt) Friber Mangiri SH MM dan Danramil Padang Sappa, Kapten Czi Waskito sebagai narasumber.

HMD sapaan DR.H.Husmaruddin.S.E.,M.M, menuturkan dalam sambutannya bahwa Kisah perjuangan rakyat Indonesia sebelum dan pasca kemerdekaan muncul dalam buku sejarah pelajaran sekolah mulai dari SD hingga SMA.kisah tersebut tak hanya menunjukkan sejarah negara, melainkan juga mengajarkan keteladanan kepada anak-anak Indonesia,seperti kejujuran, kegigihan,pantang menyerah,dan melakukan kewajiban dan hak.

Anda pun bisa mengenalkan makna Hari Pahlawan kepada mereka dari kehidupan sehari-hari. Seperti mempertahan kan kemerdekaan dengan belajar tekun, meraih prestasi di bidang yang diminati,menolong teman yang sedang kesusahan,dan membiasakan untuk mengucapkan terima kasih,maaf,serta tolong kepada orang lain.Ucapnya"

Pendeta Friber Mangiri,STH.,M.M,dalam materi Sosbang membahas perhal Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa dasar negara Indonesia adalah keseluruhan nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Pancasila bukan hanya dasar negara yang bersifat statis, melainkan juga dinamis karena Pancasila pun menjadi pandangan hidup, filsafat bangsa, ideologi nasional,kepribadian bangsa,dan sumber dari segala sumber tertib hukum, tujuan negara, perjanjian luhur bangsa Indonesia, yang menuntut pelaksanaan dan pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Lanjut "Berkaitan dengan hubungan antar umat beragama,Pancasila memaknai segala sesuatu yang ditujukan dalam rangka untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat Indonesia.

Namun pendeta friber mengungkapkan juga bahwa kenyataan menunjukkan bahwa apa yang diinginkan oleh sila pertama ini nampaknya belum sepenuhnya selalu berjalan mulus.
Ternyata masih banyak terdapat hambatan-hambatan yang muncul, baik dari campur tangan pemerintah maupun dari golongan penganut agama dan kepercayaan itu sendiri.

Hal ini disebabkan bisa saja karena penghayatan terhadap Pancasila, khususnya sila Ketuhanan, tidak dapat dipahami dan dihayati secara mendalam dan menyeluruh oleh sebagian masyarakat.Tuturnya"

Sedangkan Danramil Padang Sappa Kapten Czi Waskito sebagai materi kedua menyampaikan kepada para peserta Sosbang bahwa kita sebagai berbangsa dan bernegara adalah berpegang teguh pada Undang-undang dan Pancasila.

Perbedaan suku,ras dan agama tidak menjadi hambatan sejak dari sebelum kemerdekaan sampai saat ini.

Salah satunya dikabupaten Tana Luwu, beberapa desa dijadikan bahan percontohan sebagai kampung Pancasila.dimana masyarakatnya bersatu dan berpegang teguh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) walaupun berbeda suku maupun agama.

Waskito juga memuji warga Desa Tumale,dimana penduduk atau warganya,saling berbaur antara satu sama lain dan saling menghormati maupun menghargai.Tutupnya"

Setelah melaksanakan Sosbang,HMD beserta rombongan melaksanakan shalat Magrib di mesjid Desa Tumale dan dilanjutkan ke salah satu rumah warga Tumale yang akan melangsungkan pernikahan besok. (rls)

  • Bagikan