RS. Elim Rantepao Gelar Operasi Bedah Saraf Pertama di Toraja, Prof Eka dari RS.Siloam UPH Jakarta: Saatnya UKI Toraja Bangun Fakultas Kedokteran

  • Bagikan

Ketua Tim Baksos dari RS.Siloam /UPH Jakarta Prof .dr .Eka J. Wahjoepramono bersama 24 saat seminar Simposium keperawatan kegawatdaruratan,Dan pelaksanaan operasi bedah saraf Pertama di Toraja yang dilakukan di RS. Elim Rantepao, Jumat ,13 Januari 2023. --albert tinus--

PALOPOPOS FAJAR.CO.ID,RANTEPAO-- Ratusan peserta menghadiri pembukaan seminar keperawatan Simposium Manajemen Kegawatdaruratan, yang dilaksanakan di aula lantai tiga gedung Kantor Rumah Sakit Elim Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Jumat, 13 Januari 2023.

Kegiatan seminar keperawatan dan kedokteran tersebut terkait ruangan, rawat inap, kamar operasi,dan ICU/HCU ,yang diikuti para perawat dan dokter RS. Elim Rantepao, Perawat dari Puskesmas dan Faskes ,Tim Kesehatan Kodim 1414/Tator, dan perwakilan dari RS Se- Toraja dan dibuka langsung oleh Pdt. Christian Tanduklangi,M.Th.

Usai seminar, Direktur RS. Elim Rantepao dr. Adrian Benedict Wijaya mengatakan bersyukur karena dari RS. Siloam serta Universitas Pelita Harapan (UPH) dari Jakarta dapat datang di Toraja ini, di RS.Elim Rantepao dan dibeberapa tempat tim dari Prof.dr.Eka yang bedah saraf.

"Jadi kita bersyukur atas kedatangan ini untuk beberapa kegiatan selama tiga hari ke depan. Jadi ada seminar simposium ke dokter untuk perawat serta ada operasi bedah saraf pertama di Toraja serta ada bedah plastik. Juga akan diadakan bakti sosial besok di Lolai serta hari ini ada juga pelayanan USG. Pelayanan radiologi USG ini dilaksanakan di RSU. Pongtiku. Besok juga ada seminar awam di Gedung Pemuda Van De Loosdrecht,'' Ujar dr. Adrian Benedict Wijaya.

dr. Adrian mengatakan bersyukur kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Karena, kesempatan ini sangat jarang. Di Toraja sendiri belum ada dokter bedah saraf, sehingga seluruh pasien yang ada akan dirujuk ke Makassar.

"Mudah-mudahan kerjasama ini dapat terjalin dan ke depannya tim akan datang secara berkala ke sini sehingga pasien tidak perlu jauh ke Makassar. Juga pengembangan SDM di sini bisa terlaksana dengan baik, karena kedatangan tim dari Jakarta tentunya transfer ilmu akan terjadi di situ," pungkas Direktur RS.Elim Rantepao.

Sementara Wabup Torut Frederick Victor Palimbong di tempat yang sama mengatakan sangat bersyukur dan berterima kasih dikunjungi oleh mereka yang sangat ahli di bidangnya khusus di bidang bedah saraf dan penyakit metabolik.

Kasus penyakit metabolik di Tana Toraja dan Toraja Utara sangat tinggi. Sehingga, kehadiran tim yang dipimpin oleh Prof.Eka dari RS Siloam dan Universitas Pelita Harapan (UPH) dapat membantu.

"Kehadiran mereka ini sangat membantu kita. Tentu menginspirasi para siswa, calon dokter, bahkan dokter yang akan mengambil spesialis. Ini bantuan yang luar biasa dan berharap seperti yang dijanjikan tadi mereka akan berkunjung secara berkala untuk melakukan kegiatan bakti sosial. Dan, hari ini pertama kali akan dilakukan bedah saraf di Toraja. Sejarah yang luar biasa yang kita syukuri," kata Wabup Toraja Utara ini.

Ditambahkan Prof .dr .Eka J. Wahjoepramono ketua Tim Baksos dari RS Siloam Jakarta menjelaskan, pihaknya membuat simposium itu khususnya untuk memotivasi Toraja. Karena, Toraja itu kelihatan cantik, enak, tenang, dan damai. Tetapi kita khawatir tertinggal jauh dengan kota-kota besar lain soal urusan kesehatan.

"Kedatangan kami ini kecuali untuk promosi kesehatan juga melakukan training untuk dokter dan perawat. Mereka dimotivasi mudah -mudahan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja berminat membuka fakultas kedokteran. Kami bersedia membimbing membantu persiapan asal mereka serius. Karena Toraja jauh dari Makassar. Sudah waktunya menurut saya. Sudah ramai begini, banyak masyarakatnya. Yah, waktunya mempunyai Fakultas Kedokteran. Karena, itu salah satu yang paling membanggakan di sebuah universitas dari sebuah daerah,'' katanya.

"Saya rasa hampir semua daerah, semua provinsi atau daerahnya itu memiliki sendiri. Papua saja ada Fakultas Kedokteran di Sorong. Juga di Jayapura. Di Makassar juga ada termasuk di Kota Pare-Pare. Nah pertanyaannya kenapa di sini (Toraja) tidak ada? Itu merupakan kesempatan besar mumpung itu departemen membuka moratorium untuk boleh membuka terutama daerah -daerah yang belum mempunyai fakultas kedokteran,'' katanya.

"Dan juga bagaimana kita mencoba training ya, untuk para spesialisnya. Juga, kami menawarkan kepada masyarakat Toraja siswa-siswi yang berminat jadi dokter. Yang serius, kami biayai untuk di UPH selama 6 tahun. Gratis uang praktekum, uang kuliah, uang makan minum dengan catatan sangat serius. Kalau sampai gagal saya minta kembali duitnya. Dan dia kalau selesai harus balik ke Toraja , untuk berbuat sesuatu buat Toraja. Demikian juga untuk para dokter Toraja yang ingin spesialis, terutama radiologi yang tidak ada kalau serius kita akan bantu. Karena ada satu putra Toraja dokter Andi Ebenhaeser sudah bareng kita, dan tiga tahun lagi dia selesai dan dia harus balik ke Toraja".

Nah itu yang kami lakukan, apa yang bisa kami bantu datang ke kami UPH Siloam dan kami akan datang,dan kami Janji ini baru pemula.Karena besok pagi kami akan laksanakan operasi bedah otak dan itu operasi pertama kali di Toraja yang selama ini tidak perna ,kenapa karena masyarakatnya tidak tahu bahwa itu harus dioperasi sehingga banyak kasus yang tersembunyi nah itu maksud kami hadir di Toraja .

"Mudah-mudahan masyarakat makin melek ,banyak kasus cum mereka tidak tahu ,kalau toh tahu sulit dikirim jauh ke Makassar,ke Jawa . Kami mulai itu Tujuannya supaya segera di percepat kasus -kasus bedah otak ,syaraf di Toraja , setelah ini saya juga sudah pesan ke teman-teman tolong dikumpulin nanti kami datang lagi ,karena tidak cukup hanya sekali dan kami bersedia datang terus bahkan kita bawah alatnya sampai suatu saat Toraja bisa beli sendiri" pungkas Prof Eka .

Turut hadir Wakil Bupati Frederick Victor Palimbong,Ketua Tim Baksos dari RS. Siloam Jakarta Prof .dr .Eka J. Wahjoepramono bersama 24 tim dari Jakarta ,didampingi Sekum BPS Gereja Toraja Pdt.Christian Tanduklangi dan dr. Hendrik Sulo .(albert tinus)

  • Bagikan