Birokrat Cemerlang di Tanah Borneo

  • Bagikan
Ir Ahmad Muzakkir Andi Baso Hidayat ST, M.Si

Wija To Luwu, Ir Ahmad Muzakkir Andi Baso Hidayat ST, M.Si

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, SAMARINDA -- Wija To Luwu yang berdomisili di Pulau Kalimantan, Ir Ahmad Muzakkir Andi Baso Hidayat, ST., M.Si, Jumat (31/3) lalu mendapat kepercayaan menjabat Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. A. Muzakkir bersama sejumlah pejabat eselon II dan III lingkup OPD Pemprov Kaltim dilantik langsung Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Isran Noor didampingi Wagub H. Hady Muliadi.

A. Muzakkir Hidayat, merupakan putra asli Belopa Kabupaten Luwu, dimana ia dilahirkan di Senga/Taddette, 1 Oktober 1975. Ia adalah putra dari Ayahanda yang dikenal sebagai salah satu tokoh, sekaligus politisi senior Luwu Raya yang menjabat anggota DPRD Luwu beberapa periode pada tiga jaman (masa Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi), alm. H. Andi Baso Hidayat BA, Opu Tonangnga dan Ibundanya almh. Dra. Hj. Marhati Haning Dg. Na Reseki, yang juga merupakan tokoh perempuan sekaligus tokoh agama Kabupaten Luwu.

Tak pernah ada jalan mudah untuk sebuah kesuksesan. Seperti itu pula yang dialami sosok A. Muzakkir yang oleh kalangan terdekatnya akrab disapa Baso Senga. Meski ia lahir dari rahim keluarga terpandang dan terhormat di daerah berjuluk Bumi Sawerigading, A Muzakkir malah memilih pergi merantau, membuang diri dengan tujuan ke Pulau Kalimantan.

"Waktu itu Ayah saya masih menjadi anggota DPRD Luwu senior. Saya bisa saja pulang kampung meminta bantuan Ayahanda untuk mendapatkan pekerjaan. Tetapi jalan hidup yang salah pilih yaitu pergi merantau ke Kalimantan. Setelah menyelesaikan kuliah di Planologi Universitas '45 Makassar. Saya berangkat ke Kalimantan Selatan mencari peruntungan, dengan rencana awal saya ingin terjun berkecipung di dunia pertambangan," ungkap A Muzakkir.

Merasa tidak cocok di Pertambangan, A Muzakkir meninggalkan Kalimantan Selatan untuk hijrah ke Tenggarong Kutai Kertanegara. Kota dimana ia tidak memiliki sanak famili, sehingga hanya tinggal berpindah dari satu penginapan ke penginapan yang lain, sambil mencari-cari keluarga yang mungkin saja dapat membantunya. " Alhamdulillah saya bertemu salah seorang keluarga yang menampung saya, dan kebetulan saat itu sedang terbuka tes penerimaan CPNS di Provinsi Kalimantan Timur dan CPNS Kutai Kartanegara" Kata A Muzakkir.

A Muzakkir bersungguh-sungguh mengikuti tes CPNS, karena ia merasa malu untuk pulang kembali ke kampung halaman. Restu orang tua bagi Muzakkir merantau ternyata di Ridhoi Allah SWT. Suami dari Yusi Marselena, SH ini dinyatakan lulus CPNS di Provinsi Kaltim dengan penempatan sebagai staf di Bappeda Pemprov Kaltim pada tahun 2001.
Perlahan dan pasti, karir birokrasi A Muzakkir melejit.

Setelah menggenggam beberapa jabatan selama 19 tahun di Bappeda Provinsi Kaltim, Muzakkir kemudian dipercaya pada tahun 2020 menjabat Kepala Bidang Penataan Ruang, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Provinsi Kalimantan Timur, dengan tugas yang dibebankan untuk membantu Pemerintah Pusat dalam menyusun Perencanaan Ibukota Negara (IKN) Nusantara dan Revisi Tata Ruang Kaltim untuk menyikapi dinamika pembangunan nasional. Alhamdulillah Tugas tersebut dapat ditunaikan. Dan tiga tahun kemudian, tepatnya 31 Maret 2023 belum lama ini, Gubernur Kaltim mempercayakan A Muzakkir menjabat Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur.

Sektor Perkebunan Kaltim yang saat ini dibawah kendali A Muzakkir, menjadi sektor penting dan strategis dalam mendukung perekonomian Kaltim dan kontribusi pemasukan ke negara Republik Indonesia, melalui kegiatan ekspor hasil primer dan turunannya. Untuk diketahui, Indonesia sebagai negara penghasil sawit terbesar di dunia dengan nilai 15% dari total persentase nilai ekonomi Indonesia. Kalimantan Timur berada pada peringkat ke-6 Terluas 1,2 Juta Ha dan memiliki peringkat produksi ke-5 Tertinggi Nasional yaitu 2,9 Juta Ton yang dikelola oleh sebanyak 303 Perusahaan perkebunan sawit, Perkebunan Plasma dan Perkebunan Rakyat.

Menurut Muzakkir, potensi lahan masih sangat luas untuk dapat dikembangkan, dari catatan luas wilayah, bahkan telah ia tuangkan dalan konsep tata ruang wilayah yang berhasil disusun saat menjabat di Dinas PU, dimana pengembangan wilayah pertanian direncanakan seluas 3,4 Juta Ha.

Kini kembali ditantang untuk dapat mewujudkan perencanaan sektor perkebunan, dan Harapan kedepan, dengan kemampuan yang ada saya bisa berkontribusi nyata membangun Kaltim dengan melakukan perbaikan tata niaga perizinan yang saat ini diperlukan untuk pengembangan dan optimalisasi dalam rangka peningkatan PDRB Kalimantan Timur," kata A Muzakkir.

Saat diwawancarai terkait dengan kondisi politik 2024 di tanah kelahirannya di Kabupaten Luwu, apakah dirinya yang telah sukses meniti karir di Kaltim berniat kembali ke kampung halaman? Sosok yang sangat familiar ini menjawab sambil tersenyum dan tanpa beban.
"Saat ini saya mewakafkan diri di Tanah Borneo Kaltim. Saya masih harus membuktikan kepercayaan ini kepada Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur serta masyarakat Kaltim. Namun sebagai warga Kaltim asal Luwu Raya, Kampung halaman harus tetap dalam memory seorang anak Wija To Luwu, tentu akan menjadi pertimbangan pribadi saya nantinya.

yang jelas kita tidak boleh melupakan tanah leluhur serta pesan-pesan moral yang menuntun kita dalam bersikap sebagai Wija To luwu. Dinamika politik pasti terus berkembang. Saya menyerahkan penilaian kepada keluarga dan handai taulan di kampung halaman. Yang pasti Tanah leluhur atau kampung halaman menuntut kita akan pentingnya menorehkan sebuah pengabdian," kata Muzakkir.

Ketika ditanya, apakah tips yang ia terapkan, sehingga saat ini ia sukses meniti karir birokrat di negeri rantau hingga mencapai pososis pejabat selon II? A Muzakkir mengatakan, ada 3 prinsip yang senantiasa ia terapkan.

"Pertama, Ketenangan. Selalulah tenang dan mengintrol diri dalam berbagai hal. Kedua, Ketaatan pada prinsip. Kita tidak boleh merendahkan diri untuk meminta. Namun mengabdikan diri dengan tulus dan ikhlas tanpa batas itu menjadi keharusan, termasuk membantu dan melayani pimpinan adalah prinsip. kita harus mampu membaca gestus dan jalan pikiran pemimpin kita. Ketiga, kepekaan terhadap sikap. Maksudnya, kita harus bisa lebih peka terhadap kondisi dan keadaan sekeliling kita, termasuk yang berhubungan dengan pimpinan dan bawahan dan lingkungan masyarakat, kecerdasan emosial dan kemampuan adptasi cepat dan tepat," kata Muzakkir. (and/idr)

Profil A Muzakkir Hidayat (Baso Senga) :

Nama : Ir A. Ahmad Muzakkir Baso Hidayat, ST, M.Si
TTL : Senga, 01 Oktober 1975
Ayah : Alm. H. A. Baso Hidayat, BA Opu Tonangnga Bin Andi Makkulasse
Ibu : Almh. Dra. Hj. Marhati Haning Dg. Na Reseki
Istri : Yusi Marselena, SH

Pendidikan :

  • SMA Negeri 01 Luwu Tahun 1993
  • S1 Teknik Planologi Universitas 45 Makassar Tahun 2000
  • S2 Universitas Mulawarman Samarinda Tahun 2011

Jabatan Pekerjaan :

  • Kasubid Praswil Bappeda Kaltim Tahun 2012 – 2017
  • Kasubid Prasarana Perhubungan Bappeda Kaltim
  • Kabid Penataan Ruang Dinas PUPR-PERA Kaltim 2020-2023
  • Kadis Perkebunan Provinsi Kaltim 2023-Skrg

Organisasi :

  • Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
  • Ketua Bidang Pengembangan Wilayah Kaltim Perkotaan dan Perumahan
  • Anggota Ikatan Ahli Perencana Indonesia Kaltim (IAP Kaltim)
  • Ketua BPW KKLR Provinsi Kalimantan Timur
  • Bagikan