Inflasi Palopo Tinggi, Berdampak Negatif Terhadap Ekonomi Masyarakat

  • Bagikan

PALOPOPOS. CO. ID, LUMINDA-- Inflasi Palopo yang tertinggi di Sulsel periode Juli 2023, akan berdampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Berdasarkan BPS inflasi Juli 2023 di Kota Palopo sebesar 3,64 persen (yoy). Lebih tinggi dari inflasi Sulsel sebesar 3,34 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada Juli 2023.

Menanggapi inflasi yang tinggi itu, Ekonom Universitas Mega Buana (UMB) Palopo, Samsuri Kube SE MM mengatakan, pemerintah mesti mengambil langkah kebijakan yang dapat menstabilkan beberapa komoditi pokok. Sehingga dalam hal pemenuhan konsumsi masyarakat dapat terjangkau. Dapat juga mengambil langkah pemberian stimulus atau pengadaan pada beberapa bahan baku produksi.

"Tiap daerah kan ada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Pemerintah melalui TPID, mesti kerja ekstra untuk pengendalian inflasi Palopo," terang alumni Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Palopo ini, yang dimintai tanggapannya,, Sabtu, 5 Agustus 2023.

Dmana, lanjutnya, Pemkot harus melakukan pengawasan secara ketat dan melakukan intervensi dalam bentuk operasi pasar terhadap kebutuhan pokok masyarakat. Utamanya barang bersubsidi seperti beras, minyak goreng, gas 3 kg, dan lainnya.

Termasuk tarif tranportasi publik seperti angkutan perkotaan roda empat, roda dua (ojek), dan pengangkutan barang, harus diatur tarifnya karena transportasi tersebut menggunakan BBM bersubsidi.

"Dulu kan ada Organda yang atur tarif angkutan. Sekarang tarif angkutan perkotaan tak terkendali, sepertinya Organda sudah tidak berperan," ucap Samsuri.

Selain itu, TPID Pemkot mesti mendorong pihak perbankan untuk lebih longgar dalam hal pendampingan pendanaan dunia usaha l, khususnya UMKM. Disisi lain pemberdayaan masyarakat lokal khususnya profesi tukang agar dapat diserap di berbagai mega proyek yang sementara berjalan.

"Ini juga perlu diinvestigasi. Apakah pekerja tukang dipekerjakan pada proyek tersebu, tenaga kerja lokal. Hal ini juga ada pengaruhnya terhadap daya beli masyarakat," terangnya.

Lanjut Sambut, pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tentu terkait dengan pengangguran dan kemiskinan di Kota Palopo sebesar 7,78%.

Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi daerah. (ikh)

  • Bagikan