AMAN Gelar Ritual Ma’ Tadoran di Tongkonan Ke’te Kesu, Peringati Hari Internasional Adat Sedunia

  • Bagikan

Rukka Sombolinggi' Sekjen AMAN bersama Tokoh Adat Dammen Sarongallo saat ritual Ma' tadoran dalam rangka Memperingati hari Internasional Adat Sedunia ,di Tongkonan Ke'te Kesu,Selasa, 8 Agustus 2023. --albert tinus--

PALOPOPOS,FAJAR CO.ID, RANTEPAO-- Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ,gelar hari internasional masyarakat adat sedunia (HIMAS) Tahun 2023 di Tongkonan Ke'te Kesu.

HIMAS yang mengambil Tema Pemuda Adat sebagai Agen perubahan untuk menentukan nasib sendiri ,digelar Selasa , 8 Agustus - 9 Agustus 2023 yang dihadiri
Komunitas wilayah adat se -nusantara . Selasa,8 Agustus 2023.

Dammen Sarongallo pewakili to minah (Aluk todolo /Agama Leluhur) menjelaskan bahwa kegiatan yang kami laksanakan hari ini adalah Ma'tadoran ritual izin ke leluhur di lokasi Tongkonan Ke'te kesu sesuai adat aluk todolo (Agama leluhur) .

"Ya hari ini kami melaksanakan kegiatan Ma'tadoran meminta izin ke leluhur dengan memotong seekor babi,lalu ada makanan khas Toraja seperti kaledo , belundak dan nasi . Tujuannya meminta pertolongan kepada leluhur (Nenek) yang sudah lama meninggal,juga kepada dewata dan Tuhan . Kegiatan Ma'tadoran ini dilaksanakan dipagi hari ,arah ke timur matahari terbit jika ada kegiatan. Jadi ini semacam ritual meminta keberkahan kepada sang pencipta ". Jelas tokoh adat Kesu' ini.

"Jika ada kegiatan yang di laksanakan di Tongkonan,maka wajib dilaksanakan acara ritual Ma' tadoran ini' , kuncinya.

Sementara Rukka Sombolinggi' Sekertaris Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) usai melakukan adat Ma' tadoran kepada awak media menjelaskan kegiatan AMAN yang digelar di Ke'te kesu hari ini acara Ma' tadoran yang berarti meminta izin ke leluhur dilokasi Tongkonan ini.

Besok tanggal 9 Agustus 2023 diperingati hari masyarakat adat sedunia ,kenapa 9 Agustus karena ini terkait dengan perjuangan masyarakat adat secara global . Kalau kita bicara global tolak ukur yang bisa diukur itu adalah PBB .

"Ada satu kepala suku dari kanada seratus tahun yang lalu ,itu melakukan perjalanan ke PBB namanya Chip Deska kepala adat ,saat itu dia memprotes tindakan penjajah Inggris di kanada yang merampas wilayah adat mereka . Dia melakukan perjalanan dari Kanada ke Amerika utara ke Jenewa ,dimana PBB seratus tahun lalu belum disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masih disebut Liga Bangsa -Bangsa (LBB) . Tapi itulah tonggak sejarah pertama masyarakat Adat berjuang di tingkat internasional yang bisa diingat dalam sejarah" jelasnya

Lanjut Rukka jelaskan perjuamgan masyarakat adat semakin banyak yang datang ke Jenewa menyampaikan usulannya maka PBB kemudian mulai memperhatikan nasib masyarakat adat di seluruh dunia . Ada banyak perangkat -perangkat hukum yang dibuat untuk melindungi masyarakat adat ,tahun 1982 kelompok kerja PBB untuk populasi masyarakat adat . Dan pertama kali mereka bersidang itu tanggal 9 Agustus 1982,sehingga setiap tanggal 9 Agustus yang diperingati sebagai hari internasional masyarakat adat .

"Nah semakin ke sini, sudah banyak sekali pengakuan dan dibuat instrumen dan mekanisme untuk melindungi hak-hak masyarakat adat.Terapi selalu ada persoalan besar ketika ada hubungannya dengan dampak pembangunan atas di wilayah adat. Hak masyarakat adat yaitu hak untuk menentukan nasib sendiri ,itu banyak dilanggar oleh negara hak menentukan nasib sendiri itu terkait seluruh urusan kita,baik itu urusan politik, urusan budaya, sosial dan ekonomi,'' ujarnya.

"Jadi yang disebut dengan hak menentukan nasib sendiri itu adalah terkait dengan urusan pembangunan, politik, sosial, budaya, ekonomi. Jadi wilayah adat itu dianggap punya hak berdaulat untuk menentukan prioritas apa yang paling penting bagi kita," pungkasnya.(Albert)

  • Bagikan