Petani dan Nelayan “Menjerit”, Sulit Dapatkan Solar di SPBU Terdekat

  • Bagikan

Jatah Tiap SPBU Beda-beda

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Sejak diberlakukannya aplikasi kode barcode di semua SPBU, petani , kebun hingga nelayan "menjerit". Lantaran kebutuhan dasar untuk bekerja yang membutuhkan BBM Solar sangat sulit didapat.
Penderitaan mereka, bertambah disaat kouta solar subsidi di setiap SPBU di Palopo dibatasi, dan jatahnya beda-beda.

Dari 9 SPBU yang beroperasi melayani kebutuhan minyak bagi masyarakat Palopo dan luar Palopo, sebagian besar jatahnya hanya 8 KL.
Ironisnya lagi, yang kuotanya 8 KL itu diberikan terhadap SPBU yang letaknya didaerah yang dekat dengan sektor pertanian dan perikanan (nelayan).

"Kita miris melihat fenomena yang terjadi di negara ini. Kok, bisa begitu ya, apa karena yang diberi kouta 16 KL dekat dengan orang migas atau bagaimana. Kami juga heran. Padahalkan SPBU yang dekat dengan petani dan nelayan harusnya mendapat kuota lebih besar," kata salah seorang pemerhati kesejahteraan masyarakat di Kota Palopo, S Pandi, kepada Palopo Pos, Senin, 7 Agustus 2023.

Harusnya, sambung dia, kouta minyak subsidi utamanya jenis solar di SPBU dilihat berdasarkan letak geografisnya.
"Jika didaerah pertanian dan perkebunan kuotanya 16 KL kalau perlu di atas dari itu. Karena kita tahu pasti kebutuhan masyarakat di SPBU tersebut besar," bebernya.

Jika kouta solar subsidi di SPBU tidak segera di evaluasi oleh Migas, maka sama halnya Negara Indonesia tidak akan bisa mencapai surplus beras seperti yang dicanangkan.
"Pastilah berpengaruh kearah itu. Jadi jangan berani bicara pemcapaian surplus padi (pangan) kalau kebutuhan petani belum terpenuhi," pungkasnya. (ded/idr)

  • Bagikan