Dosen FISIP Unanda Ince Rahmah Ismail Sukses Raih Gelar Doktor di Pascasarjana UNM

  • Bagikan
Dr Ince Rahmah Ismail, S.Ag M,Si bersama suami Dr Ir Irman Halid ST M,Si usai ujian promosi doktor di Pascasarjana UNM, Rabu 13 September 2023. IST
  • Teliti Perjuangan Nelayan Pa'belle di Kecamatan Bua Luwu

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID MAKASSAR -- Rektor Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo, Dr Ir H Annas Boceng M,Si peduli dengan peningkatkan SDM dari kampus yang ia pimpin. Terbukti dengan semakin banyaknya dosen dan staf yang meraih gelar doktor.

Terbaru, satu lagi dosen Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo yang berhasil meraih gelar Doktor (S3). Terbaru adalah Dr Ince Rahmah Ismail, S.Ag M,Si, dosen FISIP Unanda yang juga Dekan FISIP Unanda Periode Tahun 2013-2017.

Ia berhasil mempertahankan Disertasinya berjudul "PEMBERDAYAAN NELAYAN PA’ BELLE’ (Studi Tindakan Komunikatif untuk Kepentingan Pembangunan di Kabupaten Luwu)" di hadapan para profesor penguji di kampus Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) Prodi Ilmu Sosiologi, Rabu 13 September 2023. Ia ditemani suami tercinta yang juga Ketua LPM Unanda Dr Ir Irman Halid, ST M,Si.

Dari abstrak Disertasinya yang diterima Palopo Pos, Dr Ince menjelaskan Pemberdayaan Nelayan Pa’ belle’ (Studi Tindakan Komunikatif untuk Kepentingan Pembangunan di Kabupaten Luwu”). Disertasi. Program Doktor Ilmu Sosiologi. Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (di bimbing oleh Promotor Rabihatun Idris dan Kopromotor Andi Ima Kesuma).

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi nelayan Pa’ belle’ dalam proses pemberdayaan. (2) Menganalisis
tindakan komunikatif nelayan Pa’ belle’ dalam proses pemberdayaan. (3) Menganalisis arah arah pemberdayaan nelayan Pa’ belle’ di Desa KarangKarangan. Disertasi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan emansipatoris. Informan yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari kelompok nelayan pa’ belle’, apparat desa, dan penyuluh perikanan dan pegawai pemerintah.

Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, pengamatan dan studi dokumentasi atau literatur. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisa kualitatif dengan Teknik tiga langkah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Masalah yang dihadapi nelayan Pa’ belle’ dalam proses pemberdayaan, meliputi, (a) masalah dengan pemerintah; (i) masalah DAU 2021, (ii) Nelayan membutuhkan “Balean”, (iii) Kebutuhan pada jaring, (iv) Penyuluh tidak memahami realitas sosialbudaya nelayan, (v) Pertemuan dengan kepala desa dalam penyampaian aspirasi dihadiri hanya orang tertentu. (b) Masalah internal kelompok nelayan; (i) Penentuan nomor Sero melalui undian, (ii) Informasi dari penyuluh tidak sampai pada anggota kelompok nelayan, (iii) Tidak ada koordinasi anggota (pertemuan tidak diundang), (iv) Ketua kelompok tidak terbuka atau jalan sendiri. (2) Tindakan komunikatif nelayan Pa’ belle’ dalam proses pemberdayaan adalah (i) Berjalannya komunikasi secara intens, (ii) Pemberian bantuan dikelola sendiri sesuai kebutuhan nelayan, (iii) Partisipasi aktif nelayan dalam setiap kegiatan, (iv) Nelayan intens menyampaikan gagasan, (v) Berani menyampaikan kritik dan masukan atas masalah yang terjadi, (vi) Kritis atas masalah penebangan liar, (vii) Memiliki kuasa, akses dan control atas sumberdaya mereka. (3) Arah pemberdayaan nelayan Pa’ belle’ di Desa Karang-Karangan adalah (i) Penguatan peran kelompok nelayan, (ii) Digitalisasi aktivitas nelayan, (iii) Peningkatan kesadaran lingkungan, (iv) Keterlibatan pihak lain di luar pemerintah.

Lanjutnya, ia menguraikan bahwa Nelayan Ppa’ belle’ merupakan nelayan yang menggunakan alat tangkap belle’ dengan fokus tangkapan ikan Malaja yang ditangkap secara perorangan.

Nelayan pa’ belle’ menggunakan perahu dan alat tangkap yang sederhana (tradisional). Jangkauan wilayah terbatas pada wilayah pantai. Dengan demikian hampir tidak ada perkembangan berarti mengenai perbaikan sistem tangkap ikan yang dijalankan selama bertahun-tahun.

Dampak pada hasil tangkapan yang tidak optimal mengakibatkan produksi rendah dan pendapatan mereka juga tidak optimal yang
mengakibatkan tingkat kesejahteraan nelayan pa’ belle’ pun rendah. Keterbatasan lainnya adalah jam kerja mereka relatif singkat yaitu cukup satu hari saja (one day fishing).

Setiap musim memijah berlangsung 1-2 hari, sehingga dari segi pendapatan yang diperoleh nelayan akan tergantung pada hasil tangkapan yang relatif kecil. Kondisi demikian dapat merupakan ancaman hidup nelayan.(idr)

  • Bagikan