Musim Kemarau, Produksi Listrik PLTA Malea Tana Toraja Menurun

  • Bagikan

PLTA Malea Energy yang berada di Lembang (Desa) Sandabilik, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. --risna--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TANA TORAJA-- Produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Malea Energy di Lembang (Desa) Sandabilik, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) menurun drastis.

Hal itu terjadi dikarenakan imbas dari musim kemarau yang melanda beberapa daerah di Sulsel.

Produksi listrik yang menurun dibenarkan Direktur PT. Malea Energy Hydropower, Victor Datuan Batara (VDB) dan menjelaskan saat ini hanya dapat memproduksi 30 mega watt (mw) setiap hari.

“Itu benar, produksi listrik kami sangat menurun selama musim kemarau terjadi,” ujarnya, Selasa (24/10/2023).

Menurut Victor, kondisi tersebut berada pada kondisi kritis dengan produksi 30 mw setiap harinya.

Padahal sebelumnya PLTA Malea dapat memproduksi 70 hingga 80 Mw listrik per hari.

“Selama musim kemarau ini turun drastis dan ini sudah masuk kondisi kritis karena debit air yang menurun dan kemampuan kita hanya memproduksi listrik 30 mega watt,” ungkapnya.

Lanjut VDB mengatakan, listrik yang dihasilkan PLTA Malea setiap hari langsung dibeli pihak PLN dengan harga Rp. 1.398,53 per kilowatt hour (kWh).

Sehingga tenaga listrik PLTA Malea disuplai setiap hari dan menyumbang 30 hingga 35 persen konsumsi listrik di wilayah Sulsel.

“Tapi sekarang dengan kondisi turun begini, kami hanya setor 30 mega watt ke PLN, maka dari itu sering mati lampu,” pungkasnya.

Bahkan kata Victor, pembangkit listrik di PLTA Bakaru dan PLTA lainnya juga begitu.

Ia berharap memasuki bulan November 2023 terjadi musim hujan dan debit air di sungai naik. (Risna)

  • Bagikan