Pemkot akan Bangun Komunikasi Daerah Penghasil Cabai

  • Bagikan
PJ WALI KOTA Asrul Sani bersama Kadisdag Nurlely Kaso dan Kadis Pertanian serta Kepala Perum Bulog Palopo saat sidak harga sembako dan operasi pasar di Pasar Andi Tadda, Kamis kemarin. RIAWAN/PALOPO POS

Pj Wali Kota Langsung Turun Sidak untuk Stabilkan Harga

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Harga cabe rawit yang saat di meroket di pasar membuat Pj Wali Kota Palopo, Asrul Sani tak tinggal diam di ruang kerjanya. Terlebih lagi mengetahui harga cabe rawit di pasar sampai menyentuh Rp100 ribu per Kg.

Meroketnya harga cabe rawit tersebut yang kemudian membuat Asrul Sani beserta jajarannya dan pimpinan Forkopimda lainnya turun langsung ke pasar untuk mengecek harga cabai rawit.

Seperti yang terpantau di pasar tradisional Andi Tanda di Jl. Andi Tadda, Kelurahan Pontap, Kecamatan Wara Timur, Kamis 30 November 2023.

Rombongan Forkopimda yang dipimpin Asrul Sani ini, saat lakukan operasi pasar di Pasar Andi Tadda, ia menanyakan harga cabai di pasar tersebut langsung ke para pedagang dan penyuplai cabe rawit.

Informasi yang diperoleh langsung dari para pengecer ataupun pedang di Pasar Andi Tadda, sama dengan harga yang ada di Pusat Niaga Palopo (PNP).

Seperti yang diungkap salah seorang pedagang atau penyuplai cabe asal Jeneponto dijumpai di lokasi.
"Cabe rawit itu ada beberapa jenis pak. Ada jenis cakra, baskara, maruti, dan salo dua. Harga cabe dari kami sebagai penyuplai rata- rata Rp75 ribu per kg (bertangkai). Kalau di pengecer dalam pasar, pastinya bisa sentuh harga Rp80 ribu per kg atau lebih," kata Andi Jamaluddin, pemasok cabe rawit dari Jeneponto.
Mengenai harga cabai rawit di pengecer ada yang sampai Rp100 ribu per Kg, lanjut Andi Jamaluddin, menganggap harga tersebut masih normal jika mengingat stok cabe sekarang ini minim.

"Masih wajar kalau ada cabai rawit di pengecer sampai Rp100 ribu per Kg, karena cabe yang harga begitu pasti yang sudah dibersihkan tangkainya. Kita hitung- hitung saja, modal kami pake beli cabe rawit petani Rp65 ribu per kg (masih bertangkai). Kemudian kami suplai ke pengecer dengan harga Rp75 ribu per kg dan pengecer meminta bantuan ke orang lain untuk memisakan tangkai dari buahnya. Orang yang dipekerjakan memisahkan tangkai cabai dibayar Rp2 ribu per Kg. Belum lagi di pasar kita bayar pajak, jadi Rp100 ribu per Kg untuk cabe yang bersih itu masih masuk akal buat kami," katanya sembari diiyakan para pengecer cabaie rawit yang ada di lokasi.

Menyikapi mahalnya harga cabe rawit di pasar dan dikeluhkan warga, Asrul Sani langsung menginstruksikan Kadis Perdagangan dan Kadis Pertanian yang ikut dalam operasi pasar untuk melakukan upaya menekan harga cabai yang meroket tersebut.

"Kami akan berupaya membangun komunikasi dengan daerah tetangga atau daerah penghasil cabai rawit agar kita bisa suplai dari mereka dengan harga yang kita harapkan dapat menekan harga di pasar saat ini. Kadis Perdagangan dan Kadis Pertanian diharapkan kolaborasi agar bisa menekan harga cabe rawit di pasar.

Dinas perdagangan membangun komunikasi dengan daerah penghasil cabe rawit dan Dinas Pertanian menggencarkan kembali sosialisasi ke masyarakat atau petani agar memanfaatkan lahan kosong dengan menanam cabe atau sayuran. Tentu harapan kita bersama upaya yang kami lakukan ini berjalan dengan baik dan lancar, sehingga dapat menekan inflasi di pasar,"ucapnya sembari menginstruksikan tugas ke Kadis Perdagangan dan Pertanian yang juga ada di lokasi. (ria/idr)

  • Bagikan