BPW KKLR Sulsel Gelorakan Perjuangan 1946 Datu Luwu

  • Bagikan
KETUA BPW KKLR SULSEL, Ir H Hasbi Syamsu Ali memberikan sambutan pada malam ramah tamah peringatan HPRL ke-78 di Rujab Makassar. Nampak pengurus BPW KKLR Sulsel dan segenap WTL ikut hadir di kegiatan bakti sosial saat CFD, Ahad 14 Januari 2024. IST
  • Semarak Peringatan HPRL ke-78 di Makassar

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulsel menikmati malam ramah tamah memperingati Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) ke-78 di Aula Tudang Sipulung, Rujab Gubernur Sulsel, Sabtu (13/1/2024) malam. Rujab Gubernur Sulsel jadi wadah silaturrahmi warga Luwu Raya se-Sulsel.

Hadir Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Muh Arsjad, Wali Kota Makassar Danny Pomanto, Ketua DPP KKLR Arsyad Kasmar, Ketua BPW KKLR Sulsel Hasbi Syamsu Ali, Pj Walikota Palopo Asrul Sani.

"Ini jadi kalender tetap memeriahkan hari perlawanan luwu. Hanya ini acara mempersatukan kita dengan membuang semua simbol," tegas Ketua BPW KKLR Sulsel Hasbi Syamsu Ali.

HPRL diperingati untuk mengenang fase heroik mempertahankan kemerdekaan masyarakat Luwu Raya pada 24 Januari 1946.
Idwar Anwar menceritakan peristiwa ini dilatarbelakangi dua aspek yakni Religius dan Kultural.

"Aspek religius dapat dilihat ketika perlakuan belanda ke Masjid dan Al-Quran," jelas Idwar Anwar.
Saat itu, pasukan Belanda secara brutal masuk ke Masjid lengkap dengan sepatu bahkan sampai merobek kitab Al-Quran.
Hal ini menimbulkan kemarahan dari umat muslim di Luwu.

Kemudian di aspek kultural saat penjajah Belanda megacak-acak rumah salah satu kepala distrik.
Dengan penuh kekerasan pasukan Belanda mencari senjata Jepang yang disita pasukan Luwu Raya.
Keadaan tersebut kembali memantik kemarahan hingga perlawanan Luwu Raya
Mewakili Datu Luwu ke 40, Andi Saddawero Kira Maddika Ponrang menyebut momen HPRL ke-78 sebagai penanda Luwu memiliki potensi strategis dan dapat diperhitungkan.

"Kita juga berbangga sampai saat ini kedatuan Luwu tetap eksis sebagai satu lembaga adat yang dihormati dan dimuliakan itu semua berkat kemampuan kita menajga dan memelihara eksistensi Luwu sendiri," jelasnya.
"Ketika bicara SDA, Luwu negeri kaya dengan tanah subur. Tanaman apapun ditanam pasti tumbuh. Banyak tanaman ada di luwu tapi tidak ada ditempat lain," lanjutnya.

Nantinya, pusat perayaan HPRL ke-78 akan dipusatkan di Kabupaten Luwu Timur.
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto yang juga hadir mengucapkan selamat atas peringatan HPRL ke-78 tahun.
Ia menuturkan dari sejarah HPRL ini banyak nilai perjuangan yang mesti menjadi inspirasi.
Pun dengan spirit perjuangan pahlawan dan masyarakat Luwu.

“Semoga kita semua dapat mengambil nilai dan pelajaran berharga dari peristiwa luar biasa ini. Terutama generasi muda,” kata Danny Pomanto.
Dia berharap acara yang digelar tiap tahun itu dijadikan sebagai renungan dan kebangkitan untuk membangun Luwu kedepannya menjadi lebih baik.

Mewakili Pj Gubernur, Penjabat Sekretaris Provinsi Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, memaparkan upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulsel, dalam meningkatkan sektor perekonomian masyarakat di Luwu Raya melalui budidaya hortikultura. Secara ekonomi, potensi di Tanah Luwu sangat melimpah. Ada pertanian, perkebunan, perikanan, hingga pertambangan, yang merupakan potensi kultural yang sejatinya dijaga, dikembangkan, dan optimalkan dalam skala besar dan berkelanjutan.

"Pemprov Sulsel saat ini sedang melakukan upaya terstruktur, sistematis, dan massif dalam menggenjot perekonomian masyarakat di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kelautan. Termasuk di wilayah Luwu Raya," kata Arsjad, di hadapan para tokoh se Luwu Raya, yang hadir pada Malam Ramah Tamah Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Provinsi Sulsel, Wija To Luwu, yang dilaksanakan di Aula Tudang Sipulung, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Sabtu, 13 Januari 2024.

Untuk itulah, kata Arsjad, Gerakan Budidaya Pisang Cavendish terus digalakkan dengan memanfaatkan lahan tidur yang ada, dalam jumlah besar dan berkelanjutan. Jenis pisang ini memiliki nilai ekonomi tinggi karena menjadi komoditas ekspor dan bahan baku industri.
"Pisang Cavendish adalah tanaman bisnis, sehingga petani kita bisa mendapat bantuan permodalan dari perbankan melalui KUR dengan suku bunga rendah tanpa agunan. Kami menargetkan jumlah KUR yang disalurkan oleh Bank Himbara dan Bank Sulselbar pada tahun ini minimal Rp30 triliun," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Arsjad mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada pemerintah daerah dan segenap elemen masyarakat se Tanah Luwu yang telah berdedikasi dan memberikan sumbangsih dalam pembangunan di Provinsi Sulsel.

Hari Kedua
Pada hari kedua peringatan HPRL di Makassar dirayakan pada kegiatan Car Free Day di Jl. Jend. Sudirman, Kota Makassar.

Meskipun diguyur hujan, Ketua Panitia Semarak HPRL-78 Asri Tadda mengatakan, hari kedua Semarak HPRL-78 dilaksanakan dengan beberapa kegiatan, diantaranya senam sehat dan bakti sosial.

"Khusus bakti sosial, kami melaksanakan donor darah bekerja sama dengan UTD Sulsel, lalu ada pemeriksaan kesehatan gratis bekerja sama dengan RS Haji Makassar," jelas Asri.

Selain itu, kata Asri yang juga menjabat Sekretaris BPW KKLR Sulsel, hari kedua Semarak HPRL-78 juga diwarnai dengan pengundian puluhan hadiah doorprize.
"Alhamdulillah. Ada banyak hadiah doorprize di acara kali ini. Mulai dari sepeda motor, kulkas, televisi, mesin cuci, rice cooker dan puluhan hadiah lainnya," ungkapnya.

Atas hal itu, Asri menyampaikan penghargaan kepada setiap pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan Semarak HPRL-78 tahun ini.
"Terima kasih untuk semua pihak yang menjadi donatur maupun yang menyediakan aneka hadiah. Insya Allah semua partisipasi bernilai ibadah dan mendapatkan keberkahan," ujarnya.

Asri menambahkan, masih ada kegiatan lain yang menjadi rangkaian Semarak HPRL-78 tahun 2024 ini.
"Iya, masih ada Lomba Esai HPRL tingkat pelajar dan mahasiswa se-Luwu Raya yang baru akan ditutup pada 23 Januari nanti. Pemenang akan diumumkan pada 31 Januari 2024 di website resmi KKLR Sulsel," imbuhnya.
Sementara itu Ketua BPW KKLR Sulsel Ir Hasbi Syamsu Ali dalam sambutannya menegaskan kembali spirit yang diusung organisasi yang dipimpinnya melalui peringatan HPRL.

"HPRL adalah momentum di mana kita bisa menyatukan potensi Wija to Luwu untuk memperjuangkan visi leluhur yang lebih besar, yakni bagaimana agar Luwu Raya bisa menjadi sebuah Provinsi," serunya disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Dikatakan Hasbi, KKLR akan terus berperan maksimal untuk memayungi semua potensi para diaspora Wija to Luwu dalam rangka mewujudkan agenda yang lebih besar tersebut.

"Insya Allah kita akan terus memperjuangkan hal ini. Dengan menjadi daerah otonom baru, Luwu Raya tentu berkesempatan menjadi wilayah yang lebih makmur dan sejahtera karena besarnya sumber daya alam, sumber daya manusia dan kekuatan kebudayaannya," beber alumni Teknik Unhas itu.

Hari kedua ini dimeriahkan Drumb Corps Gita Abdi Praja (GAP) dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Sulsel tampil memukau yang hadir dengan sejumlah atraksi menarik.

Diketahui, Drumb Corps GAP IPDN Kampus Sulsel adalah binaan Hamzah Jalante yang juga salah satu Wakil Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Provinsi Sulawesi Selatan.
"Anak-anak kita para praja ini berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Ini artinya HPRL ke-78 kali ini juga turut diperingati oleh perwakilan seluruh warga Indonesia," ungkap Hamzah.(idr)

  • Bagikan