600 Kyai Pimpinan Pesantren Alumni Gontor Tidak Dukung Capres Ini, Berikut Alasannya

  • Bagikan

Debat Capres Pemilu 2024

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PONOROGO-- Keluarga besar Ikatan Alumni Pondok Modern Gontor (IKPM) Gontor se-Indonesia mendeklarasikan dukungan untuk memenangkan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Jumat (3/2/2024).

Deklarasi dilakukan oleh para Ketua IKPM Cabang Gontor se-Indonesia, Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) yang menaungi 1200 pesantren Alumni Gontor se-Indonesia, Forum Muballighin Alumni Gontor (FMAG), Forum Bisnis (FORBIS) Kumpulan pengusaha alumni Gontor, Forum Olahragawan (FORDA) Alumni Gontor dan Forum Pekerja Seni (ForCreator) Alumni Gontor.

Juga disaksikan dan ditandatangani sejumlah tokoh alumni Gontor diantaranya, Prof.Dr. Dien Syamsuddin, Dr. Hidayat Nurwahid, Prof. Dr. Husnan Bey Fannani, Dr. KH Lalu Zulkifli Muhadli SH MM, KH. Muhammad Daniel SE AK, CPA, CA, Drs. KH. Dawam Soleh, KH. M.Nasir Zein MA, KH. Bachtiar Nasir, Prof. Dr. Siswanto Masruri, serta sekitar 600 Kyai-Kyai Pimpinan Pesantren Alumni Gontor, Ketua IKPM Gontor Cabang se-Indonesia dan ketua forum-forum Alumni Gontor.

Din Syamsudin menegaskan jaringan Gontor sejatinya adalah jaringan yang dahsyat karena loyalitasnya, ideologinya dan Gontor itu sejatinya adalah harakah (pergerakan).

"Ini adalah murni gerakan alumni Gontor yang menginginkan sebuah perubahan," kata Din.

Dikatakan, prinsip berdiri di atas dan untuk semua golongan tetap dijunjung tinggi, tapi bukan berarti netral ataupun diam terhadap kedzaliman karena memilih pemimpin hanya dua pilihan yang baik atau yang buruk, dan memilih pemimpin yang baik harus diperjuangkan lewat sebuah gerakan.

“Kalau antum semua menyampaikan ke semua santri, walisantri, maka ini akan menjadi gerakan yang dahsyat,” katanya.

Adapun poin-poin deklarasi tersebut diantaranya bahwa kepemimpinan (ulul amr) adalah amanah yang harus diberikan kepada yang pantas menerimanya, yaitu yang bisa berbuat adil kepada manusia (al-Nisa 58), yang pantas untuk ditaati dan dipatuhi (al-Nisa 59).

Pemimpin adalah orang-orang yang jika diberi Allah kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang munkar (Surat Al-Hajj Ayat 41).

Pelaksanaan sila keempat Pancasila yang menekankan permusyawaratan perwakilan, telah dirasuki paham demokrasi liberal, sehingga membuka peluang bagi kaum oligarki ekonomi untuk mengatur pemimpin yang sesuai dengan kepentingan oligarkii tersebut.

"Akibat dari paham demokrasi liberal dan campur tangan oligarki maka Pemilu dan Pilpres dipastikan tidak dapat berlangsung secara jujur dan adil. Bahkan terdapat gejala dan fakta bahwa pemegang amanat kekuasaan Pemilu dan Pilpres 2024, cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan, untuk mendukung pasangan calon tertentu yang dapat melanggengkan kekuasaan demi kepentingan dinasti, meskipun dengan melanggar konstitusi," bunyi poin deklarasi dukungan tersebut.

Oleh karena kondisi di atas maka bangsa Indonesia memerlukan pemimpin yang baik agamanya, baik akhlaknya, berwawasan luas, dan terbukti mampu serta berpengalaman sukses mengemban amanah kepemimpinan sebelumnya, sehingga dapat dengan tulus membela dan memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945. (fajar)

  • Bagikan