Kapolres Palopo Instruksikan Kawal Empat TPS PSU

  • Bagikan
Kapolres Palopo, AKBP Safi'i Nafsikin

Rawan Politik Uang dan Gangguan Kamtibmas

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palopo telah menentukan jadwal Pemungutan Ulang Suara (PSU) di 4 TPS.

Jadwalnya telah ditentukan KPU Palopo. Hal ini diungkap Koordinator Devisi Hukum dan Pengawasan KPU Palopo, Hary Zulficar S.H., M.H.
“Jadwal PSU di 4 TPS akan dilaksanakan pada 24 Februari 2024 mendatang,” kata Hary, Selasa, 20 Februari 2024.

Empat TPS yang akan diselenggarakan PSU itu, tersebar di dua kecamatan diantaranya TPS 2 di Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang. Dan 3 TPS di Kecamatan Bara diantaranya TPS 14 di Kelurahan Balandai, TPS 15 di Kelurahan Temmalebba, dan TPS 15 di Kelurahan Rampoang.

Dari 4 TPS tersebut, 2 TPS diantarnya dianggap rawan terjadi politik uang yang jga dapat berimbas pada terjadinya gangguan keterlibatan masyarakat (Kamtibmas).

TPS yang rawan terjadi politik uang dan berimbas pada gangguan Kamtibmas itu, yakni di TPS 14 di Kelurahan Balandai dan TPS 15 di Kelurahan Temmalebba.
Situasi tersebut diperoleh dari informasi sejumlah masyarakat yang hadir di Kantor Kecamatan Bara mengikuti rekapitulasi surat suara.

Kata sejumlah warga yang ditemui di lokasi itu, menyebutkan bahwa sudah ada oknum Caleg dari partai tertentu yang siap dengan dananya. Dan akan membanrol satu suara dengan nomonal uang hingga mencapai Rp1,5 juta per suara.

"Rawan sekali itu TPS 14 Balandai dengan TPS 15 Temmalebba. Kalau caleg yang punya basis di TPS itu tidak jaga betul suaranya disana, bahaya betul itu. Sudah ada yang siap 'menyiram' di sana nanti, informasi sudah ada yang siap dananya mau siram Rp1 juta sampai Rp1, 5 juta per orang," kata warga.

"Rawan ribut juga kalau begitu, bagaiman kalau sama- sama ketemu tim di dalam lorong. Apalagi dua TPS itu bisa dongkrak suara partai dengan calegnya,"lanjutnya.
Kapolres Palopo, AKBP Safi'i Nafsikin yang dikonfirmasi terpisah mengenai informasi isu yang beredar di tengah masyarakat khususnya di Kecamatan Bara itu, ia mengatakan akan koordinasikan informasi tersebut ke jajarannya.

"Kita kan all out mengamankan lokasi TPS PSU dan lakukan penggalangan ke para tokoh utuk membantu supaya kondusive," terang Safi'i.
Untuk diketahui, penyebab terjadinya PSU di 4 TPS tersebut disampaikan Ketua Bawaslu Palopo, Khaerana dalam berita sebelumnya lantaran seperti di TPS 2 di Mungkajang ada dua orang pemilih ber KTP Bekasi dan Tanggerang dilayani oleh kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) untuk memilih Cawapres.

Padahal kedua orang tersebut tidak memiliki surat rekomendasi pindah memilih. Kejadian sama juga terjadi di TPS 15 Kelurahan Rampoang, ada pemilih ber KTP Papua dilayani KPPS tanpa mengantongi rekomendasi pindah memilih.

Kemudian di TPS 15 Kelurahan Temmalebba ada dua pemilih luar pulau ber KTP asal Grogol yang harusnya hanya diberikan surat suara Cawapres, tapi KPPS memberi lima surat suara ke masing-masing orang tersebut.

Sedangkan di TPS 14 Kelurahan Bandalai yang memenuhi unsur Pidana, ada dua orang warga yang ber KTP Balandai, memilih di dua TPS berbeda dan Dapil berbeda. Identitas dua orang tersebut masih dirahasiakan, karena masih proses klarifikasi.

"Kesalahan yang dilakukan dua orang pemilih tersebut, setelah memilih di TPS 6 Kelurahan Pontap, merek kemudian berpindah ke TPS 14 di Balandai (depan kuburan cina)," ungkapnya.

Ketua KPPS TPS 14 Kelurahan Balandai, Nober yang sempat ditemui di kantor Bawaslu usai diperiksa, ia juga mengakui kecolongan oleh dua orang pemilih tersebut.

Ia melayani dua orang itu, kanta Nober, lantaran merujuk pada aturan saat mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) yang diadakan KPU jauh hari sebelum pemilihan berlangsung.

"Saya kan mengikuti petunjuk Bimtek, dan sebelum saya layani dua orang itu, saya telfon dulu ke tim yang ada di kelurahan. Saya sampaikan ke mereka bahwa ada dua orang warga ber KTP Balandai datang tanpa surat panggilan dan instruksi saya terima tetap dilayani berdasarkan KTP itu. Sebelum mereka memilih, saya sempat mengecek data keduanya di online tapi pada saat itu jaringan sedang eror. Sialnya, setelah mereka selesai memilih dan meninggalkan TPS, kami cek kembali data mereka ternyata sudah memilih di TPS 6 Pontap,"kata Nober.(ria/idr)

  • Bagikan