Andi Muhammad Fadhli Ajra, S.Psi, Rasakan Pengalaman Baru Imam Tarawih di Atas Kapal

  • Bagikan

Andi Muhammad Fadhli Ajra, S.Psi, Imam Tarawih di Atas Kapal

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Menjadi imam shalat di masjid itu sudah lumrah. Tapi menjadi imam di atas kapal Pelni tentu punya sensasi dan pengalaman baru. Seperti itulah yang dialami salah satu alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Al Imam Ashim Makassar, Andi Muhammad Fadhli Ajra S.Psi, selama satu bulan Ramadan bertugas Imam tarawih dan sekaligus berdakwah di atas kapal KM Wilis.

Fadhli menceritakan awal bergabungnya dengan KM Wilis, informasi awal ia dapatkan dari senior di almamaternya jika KM Wilis membutuhkan seorang Imam yang sekaligus bisa mengisi kajian untuk crew dan penumpang KM Wilis yang berjumlah sampai 900 orang.

”Info awal saya dapatkan dari senior di pondok, setelah itu saya mencoba menghubungi salah satu tataran perwira di KM Wilis. Setelah direstui pimpinan pondok dan melalui tes, akhirnya saya diterima untuk bertugas Imam dan mengisi kajian di KM Wilis,’ kata Fadhli kepada media, Senin (25/3/2024).

Selain imam tarawih dan kajian keislaman, Fadhli juga mengisi waktunya di atas kapal dengan menggelar kegiatan tahsin, sharing khazanah islam serta safari dakwah di beberapa tempat dimana kapal bersandar. “Inilah keunikan sekaligus menjadi pengalaman baru bertugas di Kapal Pelni,” urai alumni wisuda tahfidz ke 3 di Ponpes Al-Imam Ashim ini.

Selama bertugas, ada beberapa tantangan dihadapi Fadhli diantaranya, dirinya harus bisa menyesuaikan diri dengan beragamnya watak ABK dan penumpang. Selain itu, tantangan lainnya yakni datang dari cuaca yang kadang ekstrim dan hantaman gelombang tinggi yang menyebabkan penumpang kadang terombang-ambing di atas kapal. Ada hal unik lanjutya, yakni di atas kapal, mihrab yang digunakan tidak menentu arahnya. “Setiap saat, arah kiblat bisa berubah-ubah sesuai dengan pengumuman arah kiblat dari alat dianjungan kapal,” urainya lagi.

Selain tantangan alam, Fadhli juga merasakan tantangan secara sosial. Betapa tidak, ia harus belajar indahnya toleransi kemanusiaan berinteraksi dengan beragam latar belakang dan agama penumpang kapal. Apalagi dalam beberapa kesempatan juga ia diamanahi melayani konseling bagi crew dan penumpang dengan masalah-masalahnya yang unik. “Alhamdulillah dengan bekal ilmu dan pendidikan di pondok, ini menjadi pengalaman indah bagi saya. Selain saya berterima kasih kepada Pelni atas kesempagan yang diberikan, ” jelas alumnus Fakultas Psikologi UNM ini.

Sebagai informasi kapal Pelni KM. Wilis ini melayani penumpang melintasi jalur pelabuhan Makassar, Labuan Bajo, Bima NTB, Waikelo, Waingapu, Ende, Kupang, Kalabahi Alor NTT dan Batulicin Kalsel, lalu kembali ke Makassar. (*/rls/pp)

  • Bagikan