Wahyuddin Nyatakan Setia, Amsal Ngaku Tunggu SK DPP

  • Bagikan

* Sebagai Ketua Partai Hanura Sulsel

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO — Gonjang-ganjing siapa menakhodai Partai Hanura Sulsel belum terlihat titik terang siapa yang menjadi ketua. Pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) tahun 2021, lalu, berujung kericuhan dan berakhir deadlock.

Dari DPP memutuskan Wahyudi M Nur sebagai Ketua Defenitif Partai Hanura Sulawesi Selatan, tetapi itu belum final. Pasalnya Surat Keputusan (SK) dari pusat tak kunjung diterimanya.

Sekarang sudah Februari 2022, dalam beberapa bulan ke depan, tahapan Pemilu 2024 akan dimulai, jika ingin sebagai peserta Pemilu 2024, maka Partai Hanura harus merampungkan struktur kepengurusannya.

Kepada Palopo Pos, Anggota DPRD Sulsel, Wahyuddin M Nur menegaskan tetap bertahan di Partai Hanura. Meski Surat Keputusan (SK) yang akan dikeluarkan oleh DPP sebagai calon Ketua Hanura Sulawesi Selatan Periode 2021-2026 nantinya bukan dirinya.

“Saya tetap di Hanura, karena partai ini yang membesarkan saya. Saya pernah menjadi Ketua DPC dua periode di Kabupaten Luwu,” ujar Wahyuddin, Kamis (20/1/2022).

Untuk itu, Wahyuddin menepis rumor bahwa namanya dikaitkan akan hijrah ke PPP. Apalagi, Wahyuddin selama ini tergabung dalam fraksi PPP di DPRD Sulawesi Selatan.

Diketahui, di Pileg 2019 lalu Hanura hanya meraih satu kursi. Sedangkan PPP tujuh kursi. Sehingga Partai Hanura bergabung ke Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).” Memang ada rumor semacam itu. Tapi sifatnya bercanda. Saya tetap setia di Hanura,” tutur anggota Komisi E DPRD Sulawesi Selatan ini.

Terkait SK calon Ketua Hanura Sulawesi Selatan, Wahyuddin mengaku belum dapat informasi terbaru dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Sehingga ia pun menunggu saja.”Tapi siapapun nama yang ada dalam SK itu, saya secara pribadi mengatakan itulah yang terbaik buat partai ini. Karena DPP telah melakukan pengkajian,” ucapnya.

Wakil Ketua Umum DPP Hanura, Arwani Syaerozi mengatakan SK Ketua Hanura Sulawesi Selatan segera terbit. Setelah DPP merampungkan SK di 34 daerah.“SK Ketua DPD Hanura Jakarta sudah terbit. Untuk Sulawesi Selatan sementara di proses,”ujar Arwani.

Diketahui, ada dua nama berebut kursi ketua Hanura Sulawesi Selatan. Yaitu Wahyuddin dan Kolonel (Purn) TNI Amsal Sampetondok. Dari nama ini, Wahyuddin melalui mekanisme maju sebagai calon ketua Hanura Sulawesi Selatan karena melalui Musdalub dan didukung 10 DPC. Sedangkan Amsal tidak ikut Musdalub dan mengkalim didukung 16 DPC.

Terpisah, calon ketua Kolonel (Purn) TNI Amsal Sampetondok kepada Palopo Pos belum banyak mau berkomentar tentang penentuan Ketua Partai Hanura Sulsel. Dikatakan Amsal, kalau saat ini SK penunjukkan ketua belum keluar dari DPP. “Belum ada SK, saya tidak bisa komentar banyak dulu, terima kasih,” pungkasnya.

Deadlock

Sekadar diketahui, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura memutuskan Wahyudi M. Nur sebagai Ketua Defenitif Partai Hanura Sulawesi Selatan lewat surat rekomendasi di pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub), namun berujung kericuhan dan berakhir deadlock.

Wakil Ketua Umum DPP Hanura Arwani Syaerozi mengatakan, pelaksanaan Musdalub sudah sesuai prosedur. Hanya Wahyuddin yang mengikuti prosedur itu sehingga ditetapkan sebagai ketua. Kemudian dilegitimasi sebagian ketua defenitif. Sehingga jabatan Pelaksana tugas (Plt) DPD Hanura Sulsel yang dimandatkan kepadanya, tidak berlaku setelah penetapan hasil Musdalub tersebut.

Untuk proses Musdalub, menurut dia, sejak awal sudah dibuka, bahkan prosesnya sesuai prosedur. Siapa saja bisa mendaftar baik dari eksternal maupun internal partai, bahkan ada tahap dan batas waktu pendaftarannya.
Hanya saja, saat tahap berjalan sampai batas waktu ditentukan, Wahyuddin sebagai calon tunggal. Meski akhir Musdalub itu deadlock, yang bersangkutan tetap ditetapkan sebagai ketua.

Musdalub Partai Hanura Sulsel berlangsung ricuh pada Kamis (28/10/2021), tahun lalu. Sejumlah pengurus DPC kabupaten/kota menolak Wahyuddin M. Nur sebagai calon tunggal. Sebab, tidak memiiki dukungan 30 persen suara dari DPC.

Kejadian itu pun viral di media sosial. Sejumlah kader mencoba menghentikan sidang hingga adu mulut dengan pengarah Musdalub bahkan sampai naik ke atas kursi agar Musdalub dihentikan.(idr)

  • Bagikan