Arab Saudi Hanya Beri Kuota Haji Indonesia Setengah

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Ada kabar gembira bagi masyarakat Indonesia yang ingin menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, Arab Saudi.

Untuk tahun 2022 ini, jemaah asal Indonesia direncanakan dapat kembali melaksanakan ibadah haji 2022. Ini setelah tertunda selama dua tahun berturut-turut.

Hanya saja, kuota jemaah haji Indonesia dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dikabarkan setengah dari 220 ribu orang.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menilai akan muncul kerumitan baru. Salah satunya terkaitpenentuan jemaah yang bisa berhaji tahun ini karena antrean semakin panjang.

DPR juga sudah membentuk Panja Haji untuk kembali menelusuri persoalan haji di masa pandemi. Apalagi, kuota yang diperkenankan berhaji tahun ini hanya setengahnya dari 220 ribu kuota yang dimiliki Indonesia.

“Komisi VIII sudah membentuk Panja Pemberangkatan Ibadah Haji. Dua tahun berturut-turut tidak ada ibadah haji. Antrean jadi semakin panjang. Jemaah kita semakin resah,” jelasnya, Minggu (13/2/2022).

Permasalahan lain, jemaah Indonesia rata-rata umurnya sudah tua. “Bila ditunda setahun lagi, apakah masih hidup? Andaikan nanti Pemerintah Arab Saudi memberi kita kuota hanya setengahnya dari 220 ribu menjadi hanya 100 ribu saja, maka akan muncul kerumitan baru, siapa yang akan dipastikan berangkat,” sambungnya, seperti dikutip dari FAJAR.CO.ID.

Lobi dengan Pemerintah Arab Saudi menjadi keniscayaan untuk dilakukan Pemerintah Indonesia dan DPR RI. Harapannya, kuota tidak dikurangi, sebab bisa jadi ada provinsi yang tidak kebagian jatah haji.

Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohaj) juga harus diperbaiki. Selain itu juga disampaikan, pelaksanaan ibadah haji di masa pandemi ini akan dikenai biaya tambahan berupa PCR dan karantina sebelum masuk Mekkah dan Madinah.

“Kami sudah menghitung akan ada penambahan ongkos haji yang selama ini tidak pernah kita lakukan. Misalnya, PCR ada tujuh kali, karantina sebelum sampai Madinah dan Mekkah. Semua itu menimbulkan tambahan biaya. Kami tidak ingin terlalu tinggi tambahan yang harus dibayarkan jemaah,” pungkas Marwan. (fjr/pp)

  • Bagikan