185 Ekor Sapi Bali Betina Mulai Disalurkan di Lutim, Minggu Depan 84 Diserahkan

  • Bagikan

Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Peternakan Lutim, Frans Bungin P. SPt (kiri) bersama PPK  Pengadaan Sapi, Abdul Ghaffur,. --ist--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MALILI---- Jika tidak ada aral melintang, pengadaan Bibit Sapi Bali Betina yang diprogramkan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Timur di TA 2022 ini mulai disalurkan Minggu depan.

"Mungkin Minggu depan sudah mulai disalurkan sebanyak 45 ekor. Sapi ini mulai disalurkan karena sudah melalui uji klinis," ungkap Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Peternakan Lutim, Frans Bungin P. SPt, yang didampingi PPK Pengadaan Sapi, Abdul Ghaffur, Senin 10 Oktober 2022.

Menurutnya, jumlah sapi yang diadakan di tahun 2022 ini adalah sebanyak 185 ekor. Sementara jumlah kelompok penerima terdiri dari 18 kelompok yang tersebar dibeberapa Kecamatan di Lutim, dan setiap kelompok diberikan sebanyak 10 ekor.

"Ukuran bibit sapi bali yang dipersyaratkan yaitu tinggi gumba 1,06 Cm dengan usia maksimal 18 bulan, dan harus sehat, sebab sapi ini diadakan adalah untuk mengatasi kekurangan sapi di Lutim," tutur Frans

Ia mengatakan, pengadaan sapi tersebut dilakukan oleh CV Galiyah Mahaka Indonesia dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,1 Miliar. Adapun tanggal kontraknya yaitu mulai 7 September 2022 dan berakhir pada 24 Desember 2022.

Asal sapi tersebut diambil dari Kabupaten Bone, Sinjai, Sengkang, Luwu dan Luwu Utara. Daerah tersebut dipilih karena selain populasinya banyak, tapi juga karena kesehatan sapi dapat dijamin dan sudah memulai vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Sesungguhnya sapi sapi itu sudah ada. Tapi sebelum disalurkan harus melalui uji klinis lagi, jadi rentan waktunya sedikit lama sebab uji kinisnya dilakukan di Maros, tapi kami optimis pengadaan sapi ini dapat selesai sebelum masa kontrak berakhir," terang Frans.

Karena sudah melalui vaksin dan uji klinis, lanjutnya, maka tidak perlu lagi dilakukan karantina secara massal di Lutim. Sebab karantina sapi itu sudah dilakukan 7 hari di daerah asal, dan akan dikarantina lagi selama 7 hari di masing masing kelompok penerima di Lutim dan dirawat oleh dokter hewan rekanan.

"Perawatan dilakukan oleh dokter hewan dari rekanan dan juga akan diperiksa lagi oleh dokter dari dinas peternakan Lutim. Ini dilakukan agar sapi sapi tersebut dipastikan sehat," jelas Frans. (akmal)

  • Bagikan