BPDPKS Buka Program Grant Riset Sawit 2023

  • Bagikan

Direktur BPDPKS, Edy Abdurrachman. --ist--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) membuka kembali Program
Grant Riset Sawit (GRS) 2023 dalam rangka dukungan pendanaan penelitian dan
pengembangan bagi Lembaga Penelitian dan Pengembangan di Indonesia. Program GRS ini diumumkan BPDPKS dalam surat elektronik dengan Nomor Pengumuman Peng-9/DPDKS/2022 Tentang Pengumuman Call For Proposal GRS 2023 ditandatangani Direktur BPDPKS, Edy Abdurrachman, 15 Desember 2022.

Dalam surat itu Edy Abdulrrachman mengatakan bahwa pendanaan ini diberikan dengan tujuan meningkatkan produktivitas/efisiensi, sustainability dan
mendorong penciptaan produk/pasar baru serta nilai tambah kelapa sawit melalui penelitian dan pengembangan kelapa sawit yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh industri kelapa sawit, pemerintah maupun oleh petani/masyarakat sawit.

BPDPKS kemudian mengundang
Ibu/Bapak dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan untuk mengajukan usulan proposal paling lambat tanggal 28 Februari 2023 melalui laman https://program-riset.bpdp.or.id/.

Adapun topik Penelitian dan Pengembangan Sawit yang menjadi prioritas per bidang penelitian adalah sebagai berikut,

Bidang Bioenergi yakni dengan topik prioritas pertama, Pengembangan teknologi produksi biohidrokarbon (HVO,
bioethanol, biogasoline, biodiesel, bioavtur dari minyak berkadar asam lemak tinggi, biomassa dan used-cooking oil) yang lebih efisien dan marketable.

Kedua, Pengembangan teknologi produksi biomethanol dengan oksidasi biomethane – biogas berbasis sawit.Tiga, Peningkatan nilai tambah produk hasil samping produksi
biodiesel seperti gliserol untuk pemenuhan kebutuhan dalam
negeri.

Keempat, Pengembangan advance technology untuk memproduksi
biofuel berbasis sawit yang berkualitas dan kompetitif dengan bahan bakar berbasis fosil.

Lima Pengembangan teknologi katalis biodiesel (homogen/heterogen) yang membuat produksi biodiesel lebih efisien dan ramah lingkungan dari yang ada.

Kemudian bidang Biomaterial dan
Oleokimia, dengan topik Prioritas: 1 Pengembangan penggunaan bahan olekimia dan biomaterial
berbasis sawit untuk produk-produk consumer goods.

  1. Pengembangan produk baru turunan gliserol dan teknologi
    proses produksinya.
  2. Teknologi pengolahan biomassa sawit untuk produk-produk
    yang ramah lingkungan, prospektif, dan berkelanjutan.
  3. Pengembangan teknologi proses oleokimia yang lebih hemat
    biaya dibanding teknologi konvensional sekarang.
  4. Pengembangan bahan penolong (processing aid) yang
    digunakan pada industri hilir sawit untuk mengurangi
    ketergantungan impor.

Lanjut Bidang Pangan dan Kesehatan, dengan Topik Prioritas:

1 Pemanfaatan komponen utama maupun minor minyak sawit, minyak inti sawit, maupun produk samping industri sawit untuk produk-produk fitokimia, pangan sehat (healthy food), serta aditif pangan dan suplemen makanan.

  1. Penelitian klinis untuk pembuktian aspek kesehatan minyak
    sawit dibandingkan dengan minyak nabati lain sesuai dengan
    pola diet masyarakat Indonesia, terutama untuk peningkatan
    imunitas dan pencegahan penyakit degeneratif seperti
    kanker, Alzheimer, dll.
  2. Identifikasi risiko kandungan kontaminan pada minyak sawit
    dan minyak inti sawit serta teknologi terkait dengan proses
    penghilangan atau pengurangannya; terkait dengan lubrikan
    dan thermal heating fluids yang digunakan pada mesin dan
    peralatan produksi serta rapid test kit untuk memperoleh hasil
    analisa kandungan kontaminan.

Bidang Lahan, Tanah dan Budidaya dengan topik Prioritas:

  1. Teknologi pemulihan tanaman kelapa sawit terserang
    Ganoderma di lapangan secara efektif dan cepat.
  2. Strategi peningkatan daya dukung tanah yang secara nyata
    mampu mengatasi dampak kelangkaan pupuk kimia minimal
    50 % secara berkelanjutan dan memperkecil yield gap tingkat
    petani.
  3. Formulasi best management practices hulu untuk
    meningkatkan pendapatan petani sawit minimal 100% melalui
    implementasi ekonomi sirkuler dan mendukung kelestarian
    sumberdaya lahan.
  4. Perakitan teknologi produksi bio-herbisida dan
    pengembangan metode pelacakan residu pestisida dan
    logam berat di perkebunan kelapa sawit dan solusinya.
  5. Aplikasi bioteknologi maju seperti teknologi biologi molekuler
    dan bio-informatika untuk perakitan bibit kelapa sawit unggul
    yang sesuai untuk daerah marginal (tahan kekeringan dan
    efisien nutrisi).

Bidang Pasca Panen dan Pengolaha yakni

1. Cara/teknik baru, peralatan dan mesin pertaniannya, metode,
sistem ataupun biosistem sampai kepada teknologi instrumentasinya maupun sistem ICT serta IoT dalam proses panen dan pascapanen dari TBS sampai menghasilkan CPO dan mengelola CPO menjadi bahan bahan siap olah menjadi produk lain.

  1. Pengembangan mekatronika untuk meningkatkan efisiensi
    panen.
  2. Pengelolaan pascapanen yang memperhatikan kualitas
    produk TBS dan CPO, yang berkorelasi pada peruntukan
    penggunaan CPO untuk keperluan tertentu
  3. Pengembangan metode penelusuran hasil panen yang terkait
    dengan sertifikasi.

Bidang Pengolahan Limbah & Lingkungan
Meliputi

1. Pengembangan teknologi proses untuk pemanfaatan sisa- sisa panen maupun limbah dari prosesproduksi maupun pemanfaatan industrial minyak-minyak sawit dalam rangka mewujudkan ekonomi sirkular (circular economy) di perkebunan dan industri sawit.

  1. Pengembangan teknologi pengukuran dan penurunan emisi
    GRK di perkebunan dan industri sawit.
  2. Evaluasi degradasi kualitas lahan dan lingkungan akibat
    pemanfaatan biomass dan limbah dalam mendukung
    keberlanjutan industri sawit.
  3. Pengembangan teknologi daur ulang pengolahan POME
    untuk menghasilkan energi, unsur hara, dan air bersih.
    Bidang Sosial Ekonomi,
    Manajemen,
    Bisnis, Pasar dan
    TIK
    meliputi 1. Keberlanjutan pengelolaan pengusahaan kelapa sawit dalam
    konteks perubahan tata guna lahan tidak langsung (ILUC)
    dari kawasan hutan.

2 Perspektif sosial-ekonomi pada sistem sawit berkelanjutan, utamanya studi produktivitas, pendidikan, tenaga kerja, ketidaksetaraan gender, dll.

  1. Sistem kelembagaan, korporatisasi, dan pola kemitraan yang
    efektif untuk mendukung posisi tawar petani swadaya.
  2. Strategi peningkatan nilai ekonomi TBS petani swadaya,
    termasuk kajian objektif penentuan faktor K.
  3. Pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi dalam
    pengembangan korporatisasi petani berbasis integrasi rantai
    nilai hulu hilir.

Terkait dengan persyaratan, Edy Abdurrachman menjelaskan bahwa kriteria, format dan mekanisme pengajuan
proposal hingga sistem monitoring dan evaluasi program terangkum dalam Buku Panduan Teknis tentang Tata Cara Pengajuan Penelitian dan Pengembangan Sawit yang dapat diakses melalui website resmi di www.bpdp.or.id dan https://program-riset.bpdp.or.id/.

"Dapat kami sampaikan bahwa dengan semangat “Sawit Baik”, BPDPKS berkomitmen untuk menjaga integritas serta mewujudkan kepuasan para stakeholder melalui pelayanan yang BAIK (Bersih, Akuntabel, Integritas dan Kesempurnaan) untuk mewujudkan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi." Tutup Edy Abdurrachman.(mahmuddin)

  • Bagikan