Tupperware Dikabarkan Bangkrut, Warganet Bertanya

  • Bagikan
Ilustrasi Tupperware.

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Merek wadah makanan plastik, Tupperware, diisukan terancam bangkrut. Saham perusahaan produk itu anjlok.

Saham perusahaan Tupperware Brands Corporation (TUP) itu anjlok hampir 50% di bursa New York minggu ini.

Warganet pun menyambutnya dengan tanggapan yang beragam. Ada yang tak percaya perusahaan yang memasarkan produk, yang disebut kesayangan emak-emak itu akan bangkrut.

Salah satu pengguna Twitter @manchaenim misalnya, skeptis dengan kabar itu.

“Lah kok bisa sih? bukannya masih banyak yang make,” ungkapnya dikutip fajar dari cuitannya, dilihat Jumat (14/4/2023).

Ada juga yang menyayangkan perusahaan ini akan bangkrut. Akun @psntlycrs misalnya, menyebutkan kenapa ia suka produk itu.

“Padahal gue suka sih sama tupperware cuma ini aja pembeliannya sulit kan harus beli kayak di reseller gitu gak sih? Gada di marketplace,” ujarnya.

Di sisi lain, ada yang menyebut produk ini hanya tersimpan di rumah. Bahkan dibilang terbengkalai.

“Tupperware mak gue terbengkalai tu dua kerdus belum sempet dirapihin karena pindahan terus banyak yang hilang-hilang juga,” bebernya.

“Ya iya, ga ada inovasi terus harga mahal kualitas tidak sprti yg dia bilang, garansi tukar baru jg tidak sama sprti yg dia blg. karena brand lain kluar kualitas lebih bagus dan harga masih masuk,” kata pengguna Twitter @Rndrian3010.

PENYEBAB BANGKRUK
Ternyata, saham perusahaan ikonik asal Amerika yang didirikan oleh ahli kimia Earl Tupper 77 tahun lalu, anjlok hampir 50% minggu ini setelah perusahaan memberi tahu kepada investor bahwa ada "keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya".

Tupperware, yang mendapat keuntungan dari ledakan permintaan selama pandemi, sahamnya telah turun 95% selama 12 bulan terakhirkarena orang-orang tinggal di rumah. Hal ini lantaran perusahaan berjuang untuk menyamai pesaing wadah penyimpanan lain yang lebih inovatif mempromosikan produk mereka kepada konsumen yang lebih muda di TikTok dan Instagram.

Mengutip The Guardian pada Kamis (13/4/2023), Tupperware mengatakan tidak akan memiliki cukup uang tunai untuk mendanai operasinya kecuali dapat memperoleh dana tambahan dalam beberapa hari mendatang.

Perusahaan mengatakan sedang mempertimbangkan untuk melakukan PHK dan menjual beberapa portofolio real estatnya untuk menghemat uang.

Manajemen memperkirakan bahwa perusahaan mungkin tidak memiliki likuiditas yang memadai dalam waktu dekat. Maka dari itu, disimpulkan bahwa ada keraguan substansial tentang kemampuan Tupperware untuk melanjutkan kelangsungan usahanya.

Ini adalah kedua kalinya dalam waktu kurang dari enam bulan Tupperware mengeluarkan peringatan "going concern".

Bursa saham New York juga mengatakan Tupperware dalam bahaya dihapuskan dari pasar saham karena terlambat mengajukan laporan tahunannya. Perusahaan mengatakan berharap untuk mengajukan laporan dalam 30 hari ke depan, tetapi menambahkan "tidak ada jaminan" itu "akan diajukan pada saat itu".

Neil Saunders, seorang analis ritel dan direktur pelaksana GlobalData Retail, mengatakan Tupperware kehilangan jumlah penjualnya secara drastis, dan konsumen setelah pandemi. Selain itu dirinya menilai merek favorit emak-emak itu masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang lebih muda. (fjr/pp)

  • Bagikan