Percaya Bonto Tangnga Bisa Jadi Malino Kedua, IAS Gregetan Mau Bantu Cari Investor

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, BANTAENG-- Desa Bonto Tangnga, Kecamatan Ulu Ere, Bantaeng, menyimpan pesona alam dahsyat di samping potensi agrikulturnya yang melimpah. Desa yang berada di kaki gunung Lompobattang ini sangat layak menyaingi kawasan wisata Malino di Gowa.

Itu menjadi kesimpulan politisi senior Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) saat menyambangi desa dengan jumlah pemilih 1000-an orang ini. "Ini potensi wisata alam yang sangat menjanjikan," tanggap IAS setelah mengelilingi Desa Bonto Tangnga, didampingi Kadesnya, Mahmuddin.

IAS memastikan, keunggulan Malino adalah keindahan alam dan cuaca dingin. Bisa menjadi kawasan wisata menonjol karena berkelanjutan mendapat publikasi dan nyaris tidak punya saingan di Sulsel.

"Dua keunggulan itu, keindahan alam dan cuaca dingin semua ada di Bonto Tangnga. Jadi, saya berharap bisa ikut membantu mencari investor untuk desa ini. Kita awali dengan menjualnya lewat medsos," ujar pemilik akun IG @acho145 ini.

Rasa gregetan IAS ingin membantu mencari investor semakin besar setelah mengunjungi Ruang Bernafas. Salah satu objek lokasi wisata di Bonto Tangnga. Letaknya 1200 meter di atas permukaan laut (MdPL).

Viewnya begitu mempesona. Kota Bantaeng, Jeneponto, hingga Bulukumba benderang dari spot ini. Agus, pengelola Ruang Bernafas, sengaja membuat aneka fitur frame foto dengan latar belakang pemandangan alam membentang.

Di Ruang Bernafas, ada potensi camping ground, punya potensi flying fox dari ketinggian 400 meter, juga ada edukasi menanam aneka sayuran.

Agus bercerita, dirinya memang membutuhkan sentuhan investor untuk bisa menggarap Ruang Bernafas lebih serius. Kades Bonto Tangnga mengaku sudah berupaya menjual, namun belum banyak mendapat respons. "Ke depan, mari kita pikirkan bersama," timpal IAS.

Mahmuddin, yang juga mahasiswa program doktor di UNM itu menjadi tuan rumah yang begitu hangat. Dia memperkenalkan penganan khas Bonto Tangnga. Namanya Rakang atau Lame Campur Kaluku (LCK). Kuliner ini terbuat dari kentang dengan baluran kelapa, disantap dengan sambal khas tumis cabai hijau.

Setelah itu, Mahmuddin menjamu makan siang. Mulai dari Ikan kering masak asam, sayur bening kentang kol, sampai ikan kering mairo kacang tersaji.

IAS kembali melakukan roadshow ke wilayah Selatan Sulsel, 15-17 Agustus 2022. Itu hanya berselang sehari setelah IAS merampungkan tour politik ke lima kabupaten plus Luwu Raya, 7-13 Agustus. Dua daerah yang dirambah IAS kali ini adalah Jeneponto dan Bantaeng.

Di Bontolojong Jeneponto, IAS menjadwalkan menggelar Camping Kemerdekaan bersama milenial Sulsel, menyambut HUT RI ke-77. Menginap di alam bebas dan melakukan upacara hari kemerdekaan pada 17 Agustus pagi. (*/rls)

  • Bagikan