AAS Bakar Semangat UMKM Naik Kelas, Tumbuh Eksponensial di Sulbar Recovery

  • Bagikan

Usai simposium, pelaku UMKM dan alumni ramai-ramai foto bersama dengan Ketum IKA UNHAS Andi Amran Sulaiman, Jumat (17/02/23) FOTO: Este

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAMUJU— Ketua IKA UNHAS Andi Amran Sulaiman kembali menggelorakan UMKM naik kelas tumbuh eksponensial pada simposium bertema Leadership and Transformasi Strategi Percepatan Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Sulbar dalam rangkaian IKA UNHAS for Sulbar Recovery 2023 di Mamuju.

Kehadiran Ketua Umum IKA UNHAS, Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP serta sekira 40-an pengurus untuk memenuhi undangan Pengurus Wilayah Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin Sulawesi Barat di bawah kepemimpinan Dr. Muhammad Idris DP, M.Si yang juga menggelar kegiatan sosial kesehatan dan lingkungan.

Sejak penanaman pohon di Kawasan Bandara Tampa Padang pada sore hari dan Simposium pada Jumat (17/02/23) yang digelar di Ballroom Grand Maleo Hotel and Convention, kehadiran Ketua Umum Andi Amran Sulaiman (AAS) selalu menjadi perhatian.

Pesan-pesan kearifan yang disampaikan, berpikir positif serta strategik dan pola komunikasi menularkan bagaimana cara memperoleh hasil yang eksponensial atau lompatan-lompatan usaha selalu mendapat atensi luar biasa dari peserta. ‘’Kita harus melakukan lompatan-lompatan atau eksponensial kalau ingin naik kelas,’’ ungkap Amran Sulaiman. Ia kemudian bertanya kepada hadirin, termasuk pelaku UMKM yang memenuh ballroom.

‘’Apakah ingin naik kelas dan tumbuh eksponensial?’’ tanya Amran Sulaiman dari atas panggung. ‘’Siap,’’ jawab peserta, namun nada suara kurang tegas. Tidak ada jawaban dengan suara lemah seperti itu yang bisa naik kelas.

Owner Tiran Group itu lalu mengulangi pertanyaan sekali lagi. ’Apakah UMKM ingin naik kelas dan tumbuh eksponensial?’’ ‘’Siaapp!’’ Kali ini jawaban hadirin lebih keras dan kompak, lalu diikuti dengan tepuk tangan.

Gambaran tersebut salah satu cara atau model interaksi Ketum Amran Sulaiman dengan UMKM, yang belakangan ini menjadi konsen bagi Andi Amran Sulaiman Foundation (AAS Foundation) dan PP IKA UNHAS.

UMKM naik kelas dan tumbuh eksponensial adalah gagasan yang gencar ditularkan oleh Founder Tiran Group untuk dipraktikan. Pertumbuhan eksponensial adalah lompatan, bukan pertumbuhan linier. Cara tumbuh eksponensial terbukti mampu membuat usaha menjadi besar, seperti Tiran Group, yang pada symposium malam itu langsung digambarkan oleh ownernya secara gamblang.

Dalam interaksi dengan dua pelaku UMKM yang diajak ke atas panggung, Ketum IKA UNHAS mengupas bagaimana cara dan proses tumbuh eksponensial dengan berdialog. Cara seperti ini terasa riel karena dalam dialog Amran Sulaiman menyisipkan pesan-pesan kejujuran, kerja keras, karakter, keberanian mengambil keputusan, makna mengapa mesti menjadi kaya dengan cara eksponensial.

MENARIK
Simposium dalam rangka IKA UNHAS for Sulbar Recovery 2023 menghadirkan pembicara Syarkawi Rauf, Komisaris Utama PTPN VI serta pengantar oleh Muhammad Idris dan Ketum IKA UNHAS. Sebagai pembicara terakhir penampilan Menteri Pertanian RI Kabinet Kerja periode 2014 – 2019 menjadi puncak yang memiliki daya tarik ‘’magis’’ bagi hadirin, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ingin naik kelas.

Malam itu, meski tidak fit 100 persen, Ketum Amran Sulaiman memberi motivasi dan dorongan kepada para alumni dan pelaku UMKM. Motivasi itu ia berikan dengan cara menceritakan masa-masa kelam ketika masih kecil (ia biasa menyebutkan sebagai miskin di bawah miskin ekstrem) hingga menjadi mahasiswa di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin dan harus hidup di bawah garis kemiskinan selama bertahun-tahun.

Saat mengenyam pendidikan itu, Amran Sulaiman bercerita tinggal di kos-kosan seadanya. Bahkan harus tidur di atas kasur yang berjamur, sambil memperlihatkan foto autentiknya dengan slide. Namun kegigihannya untuk belajar dan bekerja dengan karakter sebagai pekerja keras, menjadikannya bisa meraih kesuksesan saat ini.

Amran Sulaiman juga mengingatkan untuk menyayangi dan patuh kepada kedua orang tua. Ia sangat bersyukur karena orang tuanya mewariskan kejujuran, sehingga berbekal pendidikan dan kemampuan itulah yang membuatnya diangkat jadi Menteri Pertanian dalam Kabinet Kerja Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

“Kalau di Sulbar pernah terkena gempa, saya juga pernah kena gempa yang lebih dahsyat selama 36 tahun. Lebih dahsyat gempanya, gempa kemiskinan. Sejak 1969 (Saat itu dirinya masih berusia satu tahun) dan berakhir setelah saya usia 36 tahun. Itu tidak main-main. Di tahun 1990, rumahnya terbakar habis. Tidak ada satupun bisa diselamatkan hingga keluarganya harus tinggal di bawah pohon,” tutur Amran.

Kakak kandung Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, saat itu merasa kalau dirinya mesti membuat lompatan dan gebrakan tak terbatas untuk mengubah nasibnya dan keluarganya. “Saya katakan ini musibah apa? baru lahir sudah miskin dan di bawahnya miskin ekstrem. Kalau miskin ekstrem pendapatannya Rp 600 ribu satu keluarga per bulan. Kami waktu itu Rp 114 ribu per bulan satu keluarga,” ungkapnya.

Tapi, lanjutnya, pelaut ulung lahir di ombak yang besar. Petarung lahir dari tempaan yang sulit dan keras. Tidak pernah terbayang bahwa dirinya yang pernah tinggal di kos-kosan dan tidur di kasur berjamur bertemu presiden dari berbagai negara. Kalau mau jadi petarung lahir di kabupaten yang sulit, seperti di Sulbar

“Saya minta para alumni agar jangan lagi kena sinar matahari di rumah. Artinya tidak lagi bangun kesiangan tetapi harus memulai pagi dengan bekerja dan berkarya. Seluruh sumber daya yang ada harus dioptimalkan, jangan biarkan ada aset tidur (tidak dimanfaatkan),” tuturnya.

1.200 ALUMNI UNHAS DI SULBAR
Pada sambutan di awal simposium, Ketua IKA UNHAS Sulbar, Muhammad Idris meyakini para alumni dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan daya saing Sulbar. Diperlukan jiwa kepemimpinan yang tinggi agar Sulbar bisa tumbuh seperti yang diharapkan. “Leadership yang saya maksud itu tidak hanya di politik dan birokrasi, tetapi justru muncul dari apa yang selama ini diperlihatkan oleh pak ketum, yakni mendorong UMKM naik kelas,” katanya.

Saat ini, kata dia, alumni Universitas Hasanuddin di Sulbar sekira 1.200 orang. Sulbar menjadi salah satu wilayah yang memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Alumni UNHAS mesti berkolaborasi dalam membuat suatu gebrakan.

Idris yang juga merupakan Sekretaris Provinsi Sulbar mengaku bahwa Sulbar masih mengalami keterpurukan setelah dilanda bencana gempa bumi dan pandemi Covid-19. Ada begitu banyak kerugian besar dialami Sulbar. “Kami masih dalam recovery oleh karenanya teman-teman pengurus IKA Unhas mencoba untuk membangun semangat kembali,” jelas Idris.

Sebagian PP IKA UNHAS foto bersama dengan Ketua IKA UNHAS Sulbar, Muhammad Idris, Sabtu (18/02/23). FOTO: Ist

Dari informasi yang dihimpun, Amran pertama kali masuk ke Fakultas Pertanian Unhas 1988-1993. Lalu lanjut Pascasarjana Pertanian Unhas 2002-2003, hingga kembali menempuh program doktor Ilmu Pertanian Unhas 2008-2012. Tahun 2007, Amran pernah diganjar penghargaan dari Presiden RI, berupa Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dan penghargaan FKPTPI Award 2011.

Sejak dilantik pada Sabtu, 14 Maret 2022, Andi Amran Sulaiman mendapat kepercayaan untuk menduduki posisi ketua IKA UNHAS yang selama 26 tahun terakhir dijabat Jusuf Kalla (JK). Alumni, almamater dan stake holder lainnya berharap IKA UNHAS di bawah kepemimpinan pria kelahiran Bone, 27 April 1968 menjadi semakin baik. (rls/pp)

  • Bagikan