Sudah Telan Korban Jiwa, Pemkot Cuwek

  • Bagikan
Pohon tumbang
  • Bregy: Pohon Pelindung di Palopo Tanggungjawab DLH

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID PALOPO--Kejadian jatuhnya ranting pohon pelindung di Kota Palopo, bukan perkara yang kali pertama terjadi.

Tetapi, insiden tersebut sudah kerap kali terjadi, bahkan sudah menelan korban jiwa.

Seperti yang baru-baru ini dialami mahasiswi Hesti asal Desa Suka Damai Kecamatan Walenrang Timur (Waltim) yang harus merenggang nyawa akibat tertimpa ranting pohon pelindung saat berkendara bersama rekannya di Jl Poros Dr Ratulangi Kelurahan To Bulung Kecamatan Bara Kota Palopo.

Kejadiannya, Jumat 14 April 2023, pekan lalu.

Sayang, sampai detik ini baik Hesti maupun rekannya yang masih dirawat di rumah sakit sama sekali belum mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo.

"Padahal ini sudah yang kesekian kalinya terjadi, sebelumnya, terjadi tanggal 8 Oktober 2022 tahun lalu tepatnya di depan RS Mujaisyah Balandai yang mobilnya tertimpah pohon yang ada di ruas jalan hingga menyebabkan anaknya sampai sakit dan kali ini harus memakan korban lagi hingga menyebabkan salah satu korban meninggal dunia di RSUD Sawerigading dan satunya lagi masih dalam pemulihan. Dimana tanggungjawab Dinas Lingkungan Hidup (DLH)," tegas rekan korban yang juga mahasiswa Bregy Corado, kepada Palopo Pos, Kamis, 20 April 2023.

Bregy menjelaskan, sepanjang ruas atau ruang milik jalan pada trans sulawesi itu tepatnya di Kelurahan To Bulung Kecamatan Bara sampai di perbatasan Palopo- Walmas Jembatan Miring, dipenuhi pohon pelindung yang berjejer sudah tua tak terawat.

Bahkan ada yang rantingnya sudah menjuntai ke bawah yang tentunya mengganggu pengendara, bahkan ada yang tingginya sudah melewati kabel listrik yang nampaknya luput dari perhatian pemerintah.

Pohon pelindung/peneduh yang multi fungsi itu terutama untuk peneduh jalan dan mengurangi pencemaran udara justru membawa ironi dan ketakutan bagi masyarakat.

"Apalagi jika musim penghujan seperti sekarang ini, kita sendiri selaku pengguna jalan yang hampir tiap hari melintasi daerah tersebut terkadang takut untuk melintas walaupun hanya hujan gerimis, apalagi jika deras dan di sertai angin kencang," terangnya.

Bregy, mengatakan, bencana memang adalah kuasa tuhan, namun tak berarti menjadikan pasif dalam upaya-upaya meminimalisir hal demikian.

"Terutama menyangkut soal khayalak umum," pungkasnya.

Informasi yang dihimpun Palopo Pos, dari berbagai sumber menyebutkan bahwa, sebelumnya telah ada pengajuan ke dinas terkait bahkan dari tahun-tahun sebelumnya untuk melakukan perawatan seperti pemangkasan terhadap pohon sudah tua yang dianggap sudah berpotensi membahayakan khususnya para pengguna jalan sekitar.

"Namun hal sekecil itupun luput dari perhatian. Mudah-mudahan setelah kejadian ini, dapat menjadi bahan pembelajaran khususnya bagi dinas terkait untuk lebih sigap merespon dan menerima aspirasi yang konstruktif demi kemaslahatan bersama," ucap Akbar, pengguna jalan.(kahar iting)

  • Bagikan