Gawat! 56 Kasus DBD, Satu Pelajar Tewas, Wabup Torut Bersama PMTI, CCGT, dan Yayasan Kita Peduli Bergerak Bersama Lakukan Fogging

  • Bagikan

Wabup Torut Frederick V. Palimbong bersama Brikken L. Bonting,Pdt. Yusuf Paliling,Pdt. Yosmart, Camat Rantepao, Lurah Rantepasele, Kepala Puskesmas Rantepao, dan Dinas Kesehatan Toraja Utara, Sabtu,18 Juni 2022. --albert tinus--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, RANTEPAO-- Kasus demam berdarah Dengue (DBD) di Rantepao, Kabupaten Toraja Utara makin mengkhawatirkan.

Tercatat, Sampai Sabtu, 17 Juni 2022, satu anak SD di Kelurahan Rante Pasele, meninggal dunia karena DBD. Sedangkan total jumlah kasus DBD sejak Januari-pertengahan Juni 2022 di wilayah kerja Puskesmas Rantepao mencapai 56 kasus.

Kepala Puskesmas Rantepao, dr Yuspin, mengakui peningkatan kasus Demam Berdarah yang kian mengkhawatirkan di wilayah kerjanya.

Apalagi, sebaran kasus mulai merata di tujuh kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rantepao. “Paling banyak kasus ditemukan di Rante Pasele, Pasele, dan Malangngo’, tapi di semua keluarahan ditemukan juga kasus DBD,” tutur dr Yuspin.

Dokter Yuspin menguraikan, jumlah kasus DBD yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Rantepao, yakni Januari 16 kasus, Februari 9 kasus, Maret 10 kasus, April 6 kasus, Mei 14 kasus, dan Juni 18 kasus.

Dengan semakin meningkatkannya kasus, apalagi ada yang meninggal dunia, dr Yuspin khawatir, DBD ini bisa menjadi kejadian luar biasa (KLB). “Kalau jumlah kasusnya meningkat terus, bisa KLB,” katanya.

Melihat hal tersebut, Wabup Toraja Utara Frederick V. Palimbong pun turun tangan. Mereka bersama pengurus Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI), Crisis Center Gereja Toraja (CCGT), dan Yayasan Kita Peduli, bersatu melakukan Fogging di beberapa titik vital di Kabupaten Toraja Utara.

Hal tersebut dilaksanakan agar korban jiwa tidak ada lagi.

Pertemuan tersebut dilaksanakan di Pelataran Kantor BPS Gereja Toraja, Sabtu, 18 Juni 2022

Wakil Bupati Toraja Utara Frederik Viktor Palimbong dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemerintah berterima kasih atas segala kerjasama, kepedulian PMTI, CCGT, Yayasan Kita Peduli, atas wujud nyata hari ini untuk bergerak bersama.

"Meski kami dari pemerintah juga sudah beberapa kali turun melaksanakan fogging, sekali lagi atas nama Pemerintah Toraja Utara mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya," ujar Dedy Palimbong sapaannya.

Secara terpisah, Pdt. Yusuf Paliling menyampaikan bahwa ini adalah bentuk kepedulian bersama dalam memutus mata rantai DBD. Apalagi telah menelan korban, baik yang saat ini dirawat di rumah sakit, maupun ada yang sampai meninggal.

''Kita akan bergerak bersama komponen yang punya kepedulian yang sama,'' ujar Ketua 5 BPS Gereja Toraja.

Ditambahkan Kepala kantor Perwakilan Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Brikken L. Bonting menyampaikan bahwa PMTI begitu peduli terhadap masalah sosial kemasyarakatan yang terjadi baik di tanah rantau apa lagi jika terjadi di Toraja.

"Kami menerima perintah dari Ketum PMTI Bapak Mayjend TNI (Purn) Yulius Selvanus Lumbaa, untuk segera bergerak secara aktif dan tanggap terhadap setiap peristiwa yang terjadi di Toraja," ungkap Briken.

Ditambahkan Pdt. Yosmart selaku Ketua Yayasan Kita Peduli menyatakan, pihaknya selalu siap dan selalu bergerak dan kesekian kalinya turun di masyarakat dalam aksi kepedulian ini.

"Terlihat di lapangan sejumlah peralatan baru dari PMTI dan CCGT yang akan  dipergunakan dalam kegiatan sosial hari ini dan ke depannya untuk melakukan fogging.

Fogging hari ini dipusatkan di Kelurahan Rantepasele dan Kelurahan Malango. ''Dan rencana aksi bersama akan dilakukan dalam satu minggu ke depan,'' kunci Pdt.Yosmart.

Turut hadir dalam kegiatan fogging yakni Camat Rantepao, Lurah Rantepasele, Kepala Puskesmas Rantepao,dan Dinas Kesehatan Toraja Utara. (alber tinus)

  • Bagikan