Madjid Tahir: Lokal Itu Luwu Raya!

  • Bagikan

Tanggapi Pernyataan Mantan Wapres JK Soal Lahan Bekas Tambang di Lutim

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Apa yang dilontarkan Mantan Wapres RI, Pak HM Jusuf Kalla itu sudah menjadi salah satu hal yang sering kami diskusikan dikalangan Wija To Luwu (WTL).

Dikatakan Ketua Wanhat BPW KKLR Sulsel dan mantan anggota DPRD Sulsel 1997-2009, H. Abd Madjid Tahir aktifis KKLR dengan beberapa rumusan yang perlu ditindaklanjuti.

Konteks lokal yang dibicarakan tentu beda. JK dan Gubernur ASS berbicara lokal adalah Sulawesi Selatan. Sedangkan kami konteksnya Wilayah Luwu Raya yg saat ini tiga kabupaten dan satu kota.

JK dan Gubernur ASS yang sama sama berasal dari Bone dalam pernyataan pernyataannya tidak pernah berkomentar tentang pengusaha lokal Luwu Raya.

Dihal lain, kami sudah beberapa kali konsultasi dengan PB IKA Unhas yang dipimpin oleh Andi Amran Sulaiman sebagai Ketua Umum. AAS walau juga berasal dari Bone, peduli dengan potensi lokal Luwu Raya. Beliau menawarkan kerjasama dengan Alumni Unhas yang berasal/berada di Luwu Raya khususnya di Luwu Timur.

"Intinya apa saja yang sudah bisa ditangani langsung, 'silakan'. Pihak PB IKA Unhas yang pimpinannya memiliki jaringan Usaha Pertambangan bersedia membackup. Sedangkan untuk pekerjaan yang besar-besar diajak berkolaborasi," ujar Madjid Tahir saat dihubungi Palopo Pos, Selasa 31 Januari 2023, kemarin.

KKLR saat ini dipimpin oleh pengusaha yang cukup berhasil. Ketua Umum BPP KKLR H. Arsyad Kasmar, SH yang sudah bergerak di bidang pertambangan. Sedangkan Ketua BPW Sulsel dipimpin oleh Ir. H. Hasbi Syamsu Ali pengusaha dibidang jasa konstruksi yang memiliki AMP dan peralatan berat yang cukup lengkap. Demikian halnya di BPW Provinsi lainnya se tana Air, cukup banyak yang merupakan pengusaha.

KKLR juga sudah mendiskusikan dengan para Kepala Daerah se Luwu Raya, diskusi lebih intens dengan Bupati Luwu Timur Drs. H. Budiman, MPd. tentang peranan Pemkab Lutim dengan badan usaha dan swastanya, untuk berperan sebagai 'lokal' wilayah tambang yang saat ini masih ditangani oleh PT Vale dan akan berakhir tidak lama lagi.

Kesempatan kerja dan kesejahteraan. Dua hal yang menjadi pertimbangan dalam mengelola tambang yang ada di Luwu Timur. masih banyakx pencari kerja yang ada di Luwu Raya yang perlu lapangan kerja. Sedangkan masalah kesejahteraan, masyarakat Luwu Raya masih berada pada kategori rendah. Malah oleh BPS, dua kabupaten dimasukkan sebagai daerah miskin. Itulah jadi tantangan bila berbicara 'lokal' tentang tambang ini adalah Luwu Raya.(idr)

  • Bagikan